Opini
Kecoa Lebih Sial dari Kamu!
Jangan Sok Keras! Hidup Kecoa Lebih Hardcore dari Hidupmu

TERKADANG jika malas berpikir maka godaan pesimis, putus asa dan kena mental menjadi opsi instan dalam menghadapi kehidupan. Tiap manusia memiliki episode kehidupannya masing-masing. Bagaimana menyikapinya tergantung bagaimana Agama, orang tua, lingkungan, budaya dan pendidikan yang sudah membentuknya. jika dididik dengan pendidikan agama yang dipandu oleh orangtua yang baik didorong oleh lingkungan yang mendukung, dengan teladan dari budaya dan guru yang benar maka pondasi akal dan nuraninya cenderung kuat untuk menghadapi kehidupan.
Hidup di Era VUCA: Kenapa Kita Mudah Kena Mental?
Selamat datang di zaman VUCA – Volatility (Volatilitas), Uncertainty (Ketidakpastian), Complexity (Kompleksitas), dan Ambiguity (Ambiguitas) istilah yang lahir dari dunia strategi militer pasca Perang Dingin dan kini jadi label resmi untuk menggambarkan betapa “nggak jelas”-nya dunia kita hari ini.
Setiap hari, kita dibombardir oleh banjir informasi, teknologi yang semakin pinta yaitur AI ( Artificial Intelligence ), dan media sosial yang berisik. Tapi ironisnya, kecepatan informasi tidak diimbangi kecepatan berpikir kritis.
Menurut data terbaru Badan Pusat Statistik,Indeks literasi Indonesia masih di bawah rata-rata dunia. Riset UNESCO bahkan pernah menyebut minat baca orang Indonesia hanya 0,001%, alias dari 1.000 orang cuma 1 yang suka membaca!
Akibatnya, muncul fenomena “Mager” (males gerak) dan narasi instan:
“Ngapain mikir keras, kan ada Google sama AI.”
Padahal hidup bukan tentang mencari jalan pintas, tapi tentang ketahanan mental menghadapi gempuran realitas.
Belajar dari Serangga Legenda
Nah, di titik inilah makhluk paling underrated sepanjang sejarah masuk panggung: kecoa.
Saat masalah datang bertubi-tubi, banyak orang memilih menyerah, overthinking, bahkan kena mental. Tapi pernahkah terpikir untuk belajar manajemen stres dari kecoa?
Ya, kecoa — makhluk yang hampir selalu muncul dalam mimpi burukmu.
Tapi tunggu dulu… di balik kesan menjijikkan, kecoa adalah simbol ketahanan hidup paling brutal di Bumi.
Fun Fact Hardcore: Kecoa Itu Makhluk ‘Survivor Sejati’
Berikut beberapa fakta mencengangkan tentang si kecoa yang sering kamu sambit pakai sandal:
Fosil kecoa tertua ditemukan berumur ±320 juta tahun, jauh sebelum manusia eksis.
Kecoa bisa hidup tanpa kepala selama 7 hari. Mereka hanya mati karena tak bisa makan dan minum.
Kecoa tahan terhadap radiasi nuklir hingga 10 kali lipat dari ambang batas manusia.
Satu kapsul telur kecoa (ootheca) bisa menetas menjadi 16–50 kecoa bayi — bayangkan regenerasinya!
Mereka mengandung lebih dari 40 jenis antibakteri alami, yang sedang diteliti potensinya untuk obat baru oleh ilmuwan National Center for Biotechnology Information.
Bahkan, menurut laporan Smithsonian Institution, kecoa memiliki sistem imun luar biasa yang membuat mereka tahan bakteri mematikan seperti Escherichia coli dan Salmonella.
Ironi: Kecoa Justru Menghasilkan Uang
Kamu mungkin jijik, tapi ada banyak orang yang hidupnya sejahtera karena kecoa.
Di Tiongkok, ada peternakan kecoa raksasa yang menghasilkan puluhan ton kecoa setiap tahun untuk bahan baku kosmetik, obat herbal, dan pakan hewan.
Industri pengendalian hama global diperkirakan bernilai $24,6 miliar (2024) menurut Statista, dan kecoa adalah salah satu target utamanya.
Industri racun serangga
Kecoa digunakan dalam penelitian bioteknologi karena mengandung protein, peptida, dan kitin bernilai tinggi.
Coba pikir: tanpa kecoa, jutaan pekerja dari pabrik pembuat racun serangga, penyedia jasa pest control, hingga distributor alat penyemprot akan kehilangan penghasilan.
Kecoa = rezeki (meski menjijikkan).
Branding Negatif: Tiap Muncul, Nyawa Taruhan
Lucunya, kecoa adalah makhluk yang setiap kali muncul, langsung dianggap musuh publik.
Saat kecoa merayap: "Ih kecoa!"
Saat kecoa terbang ke arahmu seketika berubah namanya menjadi umpatan: “Anj***! B*b*!” (negitulah anekdot ringan soal kecoa)
Padahal, setiap kali mereka muncul ke permukaan, nyawa mereka dalam risiko.
Bayangkan kalau kamu keluar rumah dan langsung dilempar sandal, dipukul sapu, atau disemprot racun. Bahkan ketika di tempat sampah maupun selokan ada saja predator mengintai yang akan mengurangi populasi kecoa.
“Hidup kecoa itu short mission, full risk, zero applause.”
Filosofi Kecoa
Kehidupan kecoa bisa jadi cermin untuk kita:
Mereka tidak pernah menuntut pujian, hanya bertahan.
Mereka tetap berjalan meski dihina.
Mereka bangkit cepat meski disapu berkali-kali.
Menjadi Manfaat untuk manusia.
Kalau hidup kamu sedang berat, ingatlah bahwa:
"Kecoa lebih sering melihat kematian saudara, ayah, ibu, dan anaknya dalam sehari daripada yang pernah kamu alami seumur hidup."
Dan mereka tetap bertahan. Kita, manusia, harusnya bisa lebih tangguh. karena dibekali akal dan nurani.
Bonus Satire: Nasib Kecoa Indonesia Lebih Apes
Bayangkan jadi kecoa yang tinggal di selokan Indonesia:
- Sampahnya bergizi rendah karena banyak rakyat miskin akibat dikorupsi pejabat dan oligarki
- Selokan dan drainase, bau, kotor penuh mikroplastik dan jorok
- Belum lagi risiko kena Stunting karena kurang asupan
- Kalau kecoa tahu mereka hidup di Indonesia mungkin bikin hashtag juga #PindahKeNegeriSebelah
Kalau masih merasa hidup kamu apes, ingatlah kecoa Indonesia… yang bahkan belum tentu dapat gizi dari sisa mie instan basi.
Penutup: Jadi, Masih Mau Kena Mental?
Hidup memang keras, dunia makin VUCA, dan teknologi kadang bikin kita malas berpikir. Tapi manusia punya kelebihan besar: akal, nurani, dan iman.
Kalau kamu merasa gagal, jatuh, atau pesimis…
Ingat! Kecoa pun bisa tetap bertahan hidup dan beranak pinak. Apalagi kamu.
Jangan biarkan rasa putus asa mengalahkanmu. Tetap semangat dan jalani hidup dengan sabar dan optimis. Jjangan lupa bersujud dan beribadah untuk menyerahkan segala masalah dan urusan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena bahkan di tengah hidup yang keras, kamu tetap lebih beruntung dari kecoa. (mul)
#KecoaSurvivor #BelajarDariKecoa #MentalKuat #AntiKenaMental #MotivasiHidup #EraVUCA #MagerVsGerak #AIvsManusia #IngatKecoa #HidupLebihKeras