Sepakbola
Juarai Bundesliga Tanpa Kalah, Leverkusen Jadi Fokus Perhatian Dunia
JAKARTA - Bayer Leverkusen mencatat sejarah pada akhir pekan lalu dengan meraih gelar Bundesliga untuk pertama kalinya sejak klub didirikan pada 1 Juli 1904. Mereka mencapainya dengan tak terkalahkan dalam semua pertandingan liga dan juga tak terkalahkan dalam pertandingan Piala Jerman (DFB-Pokal) dan Liga Europa musim ini.
Pencapaian luar biasa ini membuat Leverkusen meraih gelar liga dengan lima pertandingan tersisa, unggul 16 poin dari Bayern Muenchen yang telah mendominasi Bundesliga selama sebelas musim terakhir. Mereka bahkan mengalahkan Muenchen dengan skor 3-0 pada 11 Februari. Satu-satunya tim yang belum berhasil mereka kalahkan adalah Borussia Dortmund.
Pada 21 April, mereka akan bertandang ke Dortmund, hanya dua hari setelah pertandingan leg kedua Liga Europa melawan West Ham United. Pertandingan pertama dengan Dortmund pada 3 Desember 2023 berakhir imbang 1-1. Sedangkan dalam pertandingan pertama dengan West Ham di Liga Europa, mereka menang 2-0.
Leverkusen juga akan menghadapi Kaiserslautern dalam final Piala Jerman pada 26 Mei, tim yang saat ini bermain di divisi dua Jerman. Terkait dengan pencapaian ini, dua pertanyaan muncul: apakah Leverkusen akan menyelesaikan musim tanpa kekalahan dan apakah mereka akan menggabungkan gelar Bundesliga dengan trofi Liga Europa dan DFB-Pokal?
Meskipun demikian, fakta mereka meraih gelar liga tanpa kekalahan, serta fakta bahwa mereka dilatih oleh Xabi Alonso, membuat para penggemar sepak bola di seluruh dunia memperhatikan Leverkusen dengan serius. Mereka penasaran dengan cara apa Leverkusen akan menutup musim ini dan ingin tahu strategi apa lagi yang akan diterapkan Alonso untuk mencapai kesempurnaan: tiga gelar juara dan tak terkalahkan.
Alonso telah menjadi arsitek di balik kesuksesan Leverkusen saat ini. Perjalanannya dalam melatih tim profesional mirip dengan Pep Guardiola, tetapi dengan memulai dari klub yang lebih rendah dan mengubahnya menjadi klub hebat dalam waktu kurang dari dua tahun. Ketika Alonso tiba di Leverkusen pada 2022, tim tersebut hampir terdegradasi. Namun, sekarang, Leverkusen tidak terkalahkan sepanjang musim 2023/2024 berkat sepak bola berkualitas tinggi yang diperkenalkan oleh Alonso, yang berfokus pada dominasi di lapangan tengah dan didukung oleh sayap-sayap mereka, Alex Grimaldo dan Jeremie Frimpong.
Namun, yang paling transformatif adalah mentalitas tim yang ditanamkan oleh Alonso, yang dia pelajari dan kembangkan saat menjadi pemain di klub-klub seperti Real Sociedad, Liverpool, Real Madrid, dan Bayern Muenchen. Mentalitas ini membuat Leverkusen menjadi tim yang kuat dan matang, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Olahraga Leverkusen, Simon Rolfes, yang menyatakan bahwa Alonso berhasil menanamkan ketegaran dan semangat juang dalam tim.
Bagi Rolfes, pertandingan melawan AS Monaco dalam perempat final Liga Europa musim lalu adalah fondasi mental untuk musim ini. Meskipun terhenti di tangan AS Roma dalam semifinal, Rolfes dan Leverkusen tak akan pernah melupakan bagaimana tim mereka berubah menjadi tim juara setelah pertandingan melawan Monaco.
Taktik dan teknik yang diterapkan Alonso di Leverkusen mencerminkan pengaruh dari mantan pelatihnya seperti Guardiola, Mourinho, Ancelotti, dan Benitez. Percampuran filosofi sepak bola ini membuat Leverkusen menjadi tim yang lentur namun mematikan, kadang mengandalkan serangan balik dengan pertahanan yang solid, namun juga bisa mendominasi permainan dengan penguasaan bola.
Alonso menganggap Mourinho dan Guardiola sebagai dua orang yang sangat mempengaruhinya dalam membesarkan reputasinya sebagai pelatih tim sepak bola. Dia melihat keduanya sebagai pemimpin yang karismatik dan ambisius, yang mampu membuat semua orang patuh dan menyimak semua pendapat serta arahannya. (ant)