Politik dan Pemerintahan
Ini Kata CSIS Atas Isu Sri Mulyani Mundur

JAKARTA - Rumor mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dari Kabinet Merah Putih terus mengemuka dan memicu ketidakpastian di pasar ekonomi. Meski kabar reshuffle kabinet ini belum terkonfirmasi, sejumlah pihak mendesak pemerintah agar segera memberikan kejelasan guna mencegah dampak negatif yang lebih luas.
Peneliti Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Deni Friawan, menegaskan bahwa ketidakpastian tersebut dapat mengganggu stabilitas pasar. Menurutnya, pemerintah tidak boleh membiarkan isu ini berlarut-larut karena pasar cenderung merespons secara sensitif terhadap ketidakpastian kebijakan.
"Pasar melihatnya secara sederhana. Kalau bisa, isu ini jangan terlalu lama dibiarkan karena justru menunjukkan ketidakpastian," kata Deni saat dihubungi pada Senin, 17 Maret 2025.
Pelaku Ekonomi Pilih Sikap Wait and See
Deni juga mengungkapkan bahwa ketidakjelasan ini membuat para pelaku ekonomi bersikap wait and see. Mereka cenderung menunggu momentum yang tepat sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
"Orang akan menantikan siapa penggantinya, apakah lebih baik atau lebih buruk. Hal ini menciptakan ketidakpastian, sedangkan pasar dan ekonomi sangat sensitif terhadap perubahan," ujarnya.
Menurut Deni, pelaku pasar dan ekonomi tidak dapat bertahan dalam situasi penuh ketidakpastian. Apalagi, isu reshuffle ini menyangkut figur penting dalam menjaga disiplin fiskal dan stabilitas makroekonomi. Sri Mulyani dinilai memiliki kredibilitas dalam menjaga fiskal negara meski pertumbuhan ekonomi stagnan.
Reshuffle Kabinet Hak Prerogatif Presiden
Deni mengakui bahwa reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto. Jika Presiden menilai kinerja menterinya dalam 100 hari pertama tidak memuaskan atau ada ketidakcocokan, perubahan di kabinet adalah hal yang wajar.
Namun, ia berharap proses ini tidak berlarut-larut agar tidak semakin menambah spekulasi yang dapat merusak kepercayaan pasar. "Waktunya jangan berlama-lama, jangan sampai isu berseliweran dan membuat situasi semakin kacau," tambah Deni.
Klarifikasi dari Partai Gerindra
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan belum bisa mengonfirmasi kebenaran isu tersebut. Ia juga mengaku belum bertemu langsung dengan Presiden Prabowo untuk membahas pengocokan kabinet.
Di sisi lain, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, membantah kabar bahwa Sri Mulyani akan mundur. Ia menegaskan bahwa pertemuan Prabowo dan Sri Mulyani pada 12 Maret lalu hanyalah acara berbuka puasa bersama sambil membahas kondisi ekonomi terkini.
"Saya sudah cek ke pemerintah, belum ada rencana reshuffle. Pertemuan itu hanya berbuka puasa dengan penuh keakraban. Isu yang beredar di luar sana tidak berdasar," tegas Dasco saat ditemui di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Jumat, 14 Maret 2025.
Rumor mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi sorotan tajam dan membuat pasar ekonomi gelisah. Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah tegas untuk meredam spekulasi yang dapat merugikan stabilitas ekonomi nasional. (mul)
#SriMulyani #ReshuffleKabinet #EkonomiIndonesia #PasarKeuangan #PrabowoSubianto