Kesehatan

Hindari Tukar Pakaian dan Handuk, Risiko Kena Kurap

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
26 Juli 2024 10:30
Hindari Tukar Pakaian dan Handuk, Risiko Kena Kurap
Ilustrasi rambut berketombe.

JAKARTA - Dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo menyatakan kebiasaan bertukar pakaian hingga aktivitas berkebun dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kurap.

“Semua orang bisa tertular jika ada sumber penularannya. Sumbernya bisa beragam, mulai dari sprei, handuk, hewan peliharaan berbulu, hingga tanah,” ujar Dr. Eliza Miranda, SpDVE, Subsp. D.T, dalam sebuah diskusi daring di Jakarta. Eliza menjelaskan infeksi jamur pada kulit sering kali disebabkan oleh kebiasaan bertukar pakaian dengan orang lain, termasuk handuk, celana, dan kerudung. Penularan bisa berasal dari anggota keluarga, teman bermain, atau rekan kerja. Infeksi ini biasanya tumbuh di lapisan kulit atau di area dengan lipatan kulit, seperti selangkangan.

Kurap juga dapat tumbuh di sekitar rambut, menyebabkan area tersebut menjadi bersisik. Selain kerudung, penggunaan sisir secara bersama-sama juga bisa menjadi penyebabnya. “Nanti, di kepala orang yang tertular bisa muncul kebotakan di area tertentu. Jika kerudung atau sisir pasien digunakan oleh anggota keluarga lain, itu bisa menular,” jelasnya.

Eliza juga menekankan aktivitas berkebun dapat menyebabkan infeksi jamur penyebab kurap jika tidak dilakukan dengan hati-hati, seperti tidak memakai sarung tangan. Kebiasaan berjalan tanpa alas kaki di tanah juga meningkatkan risiko penularan. Menurutnya, jamur dapat menempel pada kulit atau kuku dan kemudian menyebar melalui kontak dengan benda-benda tertentu. Akibatnya, penularan akan semakin meluas.

Eliza menjelaskan bahwa kurap adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Infeksi ini bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan bisa terjadi di kulit, kuku, dan rambut. Penularan bisa terjadi dari manusia ke manusia, hewan ke manusia, atau tanah ke manusia. Jenis obat dan waktu pengobatan tergantung pada lokasi dan ukuran ruam yang disebabkan oleh jamur tersebut.

Jika terjadi penularan infeksi, Eliza menyarankan agar segera berkonsultasi dengan dokter di fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. “Kurap bisa diobati. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter umum atau spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika. Dokter umum memiliki kompetensi untuk memberikan pengobatan pada kurap,” ucapnya.

Selain itu, Eliza menekankan pentingnya menjaga kebersihan diri dan barang-barang pribadi serta lingkungan sekitar agar jamur tidak berkembang dan menular ke orang lain. Contohnya, mandi menggunakan air mengalir dan sabun, tidak bertukar pakaian, serta memakai alas kaki ketika berada di luar ruangan.

“Kadang ada yang mengira luka atau gatal harus dihindari dari air. Itu salah, kecuali jika ada jahitan yang benangnya belum diangkat. Namun, jika ada lesi kulit atau luka, tetap harus kena air dan sabun,” tambah Eliza. (ant)
 
 


Berita Lainnya