Daerah

Cuaca Buruk di NTT, ASDP Tutup Sementara Rute Penyeberangan  

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
13 Maret 2024 18:30
Cuaca Buruk di NTT, ASDP Tutup Sementara Rute Penyeberangan   
Gelombang tinggi pecah saat menerpa penahan gelombang di pesisir pantai Kampung Nelayan Oesapa, Kota Kupang, NTT.

KUPANG - PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Fery Cabang Kupang menutup sementara seluruh rute penyeberangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur akibat cuaca buruk di wilayah perairan laut yang terjadi beberapa hari terakhir.

"Demi keselamatan, sementara waktu seluruh pelayaran di NTT ditutup, selain rute Kupang-Hansisi dan Hansisi-Kupang,” kata General Manager PT ASDP Fery Cabang Kupang, Sugeng Purwono di Kupang, Rabu. Hal ini disampaikannya berkaitan dengan cuaca buruk yang melanda NTT seperti angin kencang disertai gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah perairan laut di provinsi berbasis kepulauan itu.

Dia mengatakan, bahwa penutupan seluruh rute pelayaran di NTT itu sudah berlaku sejak Senin (11/3) dan sampai dengan Rabu (13/3) hari ini. Menurut dia, penutupan sejumlah rute pelayaran di NTT itu bukan atas kemauan dari ASDP, tetapi memang sesuai dengan peringatan BMKG dan maklumat dari KSOP Kupang soal larangan berlayar akibat cuaca buruk.

Sugeng Purwono menambahkan bahwa berdasarkan peringatan dari BMKG berkaitan dengan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah NTT, gelombang dengan ketinggian 4 meter terjadi di wilayah perairan NTT. Dia menambahkan penutupan sementara sejumlah rute pelayaran itu belum bisa dipastikan sampai kapan, pihaknya akan kembali membuka rute penyeberangan di NTT jika cuaca sudah membaik.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai ancaman gelombang tinggi sampai empat meter akibat cuaca ekstrem di perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga 14 Maret 2024. "Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Yandri Tungga.

Berdasarkan prakiraan BMKG, tinggi gelombang 2,5 meter hingga 4 meter berpeluang terjadi di Selat Sumba Bagian Barat, Laut Sawu Bagian Selatan, Samudera Hindia Selatan Sumba-Sabu, Perairan Kupang-Rote, dan Samudera Hindia Selatan Kupang-Rote. Sedangkan tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan Utara Flores, Selat Sape, Selat Sumba Bagian Timur, Laut Sawu Bagian Utara, Selat Flores-Lamakera, Selat Alor-Pantar, Selat Ombai, dan Selat Wetar.

Yandri menjelaskan ancaman gelombang tinggi ini disebabkan adanya daerah pertemuan angin di wilayah NTT atau konvergensi dan pusaran angin masuk atau Sirkulasi Siklonik di sebelah Barat Daya wilayah NTT sehingga membentuk daerah perlambatan, pertemuan, dan belokan angin.

Selain itu, aktifnya Gelombang Equatorial Rosby dan Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) juga menyebabkan wilayah NTT berpotensi hujan sedang hingga lebat hingga ekstrem yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat. "Waspada adanya awan gelap atau cumulonimbus dapat menyebabkan angin kencang, perubahan arah angin, dan peningkatan tinggi gelombang yang terjadi secara tiba-tiba," ucap dia.

Atas peringatan dini ini, Yandri mengingatkan masyarakat yang akan melakukan perjalanan atau aktivitas menggunakan kapal laut agar memperhatikan informasi BMKG. (ant)
 
 
 
 


Berita Lainnya