Daerah
Buntut 11 Penumpang Tewas, Wali Kota Depok Desak Evaluasi Transportasi Pariwisata Siswa
DEPOK - Wali Kota Depok, Mohammad Idris, mengungkapkan bahwa bus yang mengalami kecelakaan dan membawa pelajar SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, bukan berasal dari kota tersebut. Ia meminta kejadian ini menjadi bahan evaluasi terkait transportasi bus untuk pariwisata siswa.
"Ke depan, perlu koordinasi dengan sekolah-sekolah di Kota Depok karena ini juga terkait dengan masalah koordinasi dengan transportasi,” ujar Mohammad Idris di Depok, Ahad.
Idris menegaskan bahwa transportasi pariwisata ini harus melibatkan kolaborasi dan koordinasi. Salah satu contohnya adalah menerapkan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat, di mana setiap bus pariwisata harus melewati inspeksi kendaraan rutin (KIR) sebelum berangkat.
"Memang harus ada kolaborasi, tidak hanya dari Depok sendiri, tetapi harus bersama-sama. Sebagai contoh, setiap bus pariwisata harus lolos KIR atau diperiksa kembali sebelum berangkat, seperti itu. Hal ini dapat dilakukan jika berasal dari pusat, karena ini melibatkan lintas wilayah," jelasnya.
Mohammad Idris menegaskan bahwa bus yang terlibat dalam kecelakaan di Subang bukan berasal dari Kota Depok.
Bus pariwisata Trans Putera Fajar yang mengangkut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok memiliki nomor polisi AD 7524 OG.
"Bus pariwisata ini sejauh yang saya tahu, bukan berasal dari sekitar Depok, karena perusahaan ini memiliki MoU dengan mereka," ujar Mohammad Idris.
Pemerintah Kota Depok langsung merespons kecelakaan tersebut dengan mengirimkan armada ambulans dan mobil jenazah ke Subang.
“Kami mengirimkan armada ambulans dan mobil jenazah yang ada, sekitar 34 mobil jenazah dan ambulans, untuk diberangkatkan ke sana,” tambah Idris.