Sepakbola

Banyak ”Belandanya” Kini Bahrain Ketar-ketir Lawan Timnas Indonesia

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
08 Oktober 2024 08:09
Banyak ”Belandanya” Kini Bahrain Ketar-ketir Lawan Timnas Indonesia
Catatan hasil pertandingan Indonesia vs Bahrain (Instagram @442indonesia)

JAKARTA - Bahrain pernah mengalahkan Timnas Indonesia dengan skor telak 10-0 pada 29 Februari 2012 dalam Kualifikasi Piala Dunia 2014. Kini, kedua tim akan bertemu kembali di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Timnas Indonesia kali ini hadir dengan kekuatan yang berbeda di bawah asuhan pelatih Shin Tae-yong.

Pelatih Bahrain, Dragan Talajic, tidak ingin meremehkan skuad Garuda meskipun sejarah berpihak pada timnya. Ia menyadari bahwa Indonesia kini diperkuat oleh pemain-pemain hebat yang bermain di liga-liga internasional. "Mereka memiliki beberapa pemain dari liga top di Belanda, satu di Inggris, satu di Australia, dan penjaga gawang di Amerika Serikat. Ini adalah skuad internasional," ujar Talajic seperti dikutip dari GDNsports.

Talajic juga tidak mengharapkan hasil kemenangan besar seperti sebelumnya. Ia lebih fokus pada permainan yang solid dan hasil akhir yang memuaskan. "Kami harus berkonsentrasi dari detik pertama hingga detik terakhir. Jika kami menang 1-0, saya sudah cukup senang. Yang terpenting adalah kemenangan dan tambahan tiga poin," jelasnya.

Bahrain sendiri telah mempersiapkan diri dengan matang, melakukan pemusatan latihan sejak 30 September. Sementara itu, Timnas Indonesia baru tiba di Bahrain pada Senin (6/10/2024) dan telah memulai persiapan pertandingan.

Kekalahan besar Indonesia dari Bahrain pada 2012 terjadi di tengah konflik politik sepak bola dalam negeri. Pada saat itu, PSSI hanya mengakui pemain dari Indonesia Premier League (IPL), dan menolak memanggil pemain dari Indonesia Super League (ISL), yang saat itu diisi banyak pemain terbaik Indonesia.

Timnas Indonesia kala itu, di bawah pelatih Aji Santoso, tidak diperkuat oleh bintang-bintang seperti Firman Utina, Boaz Solossa, dan Cristian Gonzales, karena mereka bermain di ISL. Dengan persiapan yang minim dan skuad yang tidak lengkap, pertandingan di Bahrain menjadi tantangan besar.

Kondisi semakin memburuk ketika kiper dan kapten tim, Syamsidar, mendapat kartu merah pada menit kedua pertandingan. Pengganti satu-satunya, Andi Muhammad Guntur, dimasukkan, namun permainan tidak lagi seimbang, dan Bahrain dengan mudah mendominasi. Ismael Abdullatif mencetak hattrick, diikuti oleh Sayed Dhiya Saeed, serta gol-gol dari Muhammad Al Alawi dan Mahmood Abdulrahman, yang membuat skor akhir menjadi 10-0.

Kekalahan ini mencatat sejarah sebagai kekalahan terbesar Timnas Indonesia, dan sempat menimbulkan dugaan adanya match fixing, mengingat Bahrain butuh kemenangan besar untuk lolos ke fase berikutnya. (dan)


Berita Lainnya