Gaya Hidup

Survei Membuktikan 82 Persen Penduduk Daerah Tertinggal Terhubung Internet

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
19 September 2024 10:30
Survei Membuktikan 82 Persen Penduduk Daerah Tertinggal Terhubung Internet
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif memberikan sambutan pada peluncuran survei berjudul “Penetrasi Pengguna Internet di Daerah Tertinggal” dan profil pasar layanan penyedia internet (ISP) di Indonesia, di Jakarta.

JAKARTA - Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemenkominfo mengungkap pada 2024, sebanyak 82,6 persen penduduk di daerah tertinggal Indonesia telah terhubung dengan internet.

Dalam survei yang berjudul “Penetrasi Pengguna Internet di Daerah Tertinggal” serta profil pasar penyedia layanan internet (ISP) di Indonesia, di Jakarta , ditemukan sekitar 8,1 juta orang dari total 9,8 juta penduduk di daerah tertinggal telah memiliki akses ke internet.

Namun, Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, menyatakan masih ada 17,4 persen penduduk yang belum terhubung dengan internet. "Ini merupakan tantangan besar yang harus kita atasi bersama," ujarnya. Survei tersebut juga mencatat 14,8 persen masyarakat menyebutkan biaya kuota internet yang terlalu tinggi sebagai alasan utama mereka belum memiliki akses internet. Di sisi lain, 49,23 persen penyedia layanan internet (ISP) berharap ada insentif pajak bagi mereka yang berkomitmen membangun layanan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

“APJII akan terus mendorong kebijakan yang mendukung para penyedia layanan internet agar mereka semakin termotivasi untuk memperluas cakupan layanan,” tambah Arif. Survei ini bertujuan untuk memberikan wawasan lebih mendalam tentang tantangan dan peluang pengembangan infrastruktur internet di daerah 3T, serta memberikan gambaran mengenai kondisi dan kebutuhan ISP di pasar Indonesia. Survei dilakukan dengan metode sampel probability sampling dan melibatkan 1.950 responden dari 17 provinsi, 64 kabupaten di daerah tertinggal, serta 322 ISP. Survei ini dilaksanakan dari Juli hingga September 2024.

Arif menegaskan sinergi antara BAKTI dan APJII dalam survei ini adalah langkah nyata untuk memastikan akses internet yang merata di seluruh pelosok Indonesia. Hingga saat ini, sebanyak 1.020 desa telah teridentifikasi membutuhkan sinyal internet. Dari jumlah tersebut, 464 desa sudah teratasi, sementara 556 desa lainnya masih dalam proses penyelesaian. (ant)
 


Berita Lainnya