Metropolitan
Sering Kemalingan, Heru Bantah akan Bongkar Rusunawa Marunda
JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menegaskan pelaku penjarahan di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, harus ditindak tegas dan ditangkap.
"Harus ditindak, itu kan sudah melanggar hukum," kata Heru di Jakarta pada Rabu, saat menanggapi penjarahan di Rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Heru menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk menindaklanjuti kasus penjarahan yang merugikan aset milik daerah tersebut. Beberapa orang sudah akan diproses terkait penjarahan barang di Rusunawa Marunda, terutama di klaster C.
"Pak Asbang (Asisten pembangunan dan lingkungan) sudah berkoordinasi dengan polres dan polsek setempat. Beberapa orang sudah mau diproses," tambahnya. Heru juga menegaskan Pemprov DKI tidak berencana membongkar Rusunawa Marunda meskipun terjadi penjarahan. "Tidak ada rencana pembongkaran. Pelakunya kita tangkap saja," ujarnya.
Sejak ditinggalkan oleh para penghuni yang direlokasi ke tempat lain, bangunan tersebut telah rusak parah. Beberapa barang berharga seperti besi, tralis besi, dan barang bernilai lainnya telah dicuri oleh para penjarah. Selain itu, kondisi Rusunawa Marunda juga mengalami kerusakan dengan beberapa tembok yang runtuh akibat ulah penjarah. Pemprov DKI Jakarta kini menelusuri pelaku penjarahan tersebut.
Penjarahan bukan kali ini saja terjadi; kejadian serupa pernah terjadi pada awal 2024. Anggota regu satuan pengamanan Rusunawa Marunda mengaku khawatir saat menemukan kusen jendela unit di blok C2 telah dibongkar tanpa pemberitahuan kepada pihak pengelola. "Kami mendapati beberapa orang yang sedang mencongkel kusen jendela di area blok C2. Kami tegur dan barang tersebut kami amankan, kurang lebih tujuh buah kusen jendela," kata satpam Candra Yuda Suteja (48) pada Senin (1/1).
Candra menambahkan salah satu dari pembongkar kusen tersebut marah-marah usai ditegur oleh satpam, dengan berkata "gue sudah capek-capek kerja." Pembongkaran ini, menurut Candra, telah terjadi lebih dari 10 kali sejak November hingga Desember 2023. (ant)