Gaya Hidup

Sebangsa Orang Gila, Dokter Jiwa Jelaskan Pemicu Kecanduan Judi Online

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
28 Juli 2024 15:00
Sebangsa Orang Gila, Dokter Jiwa Jelaskan Pemicu Kecanduan Judi Online
Iklan-iklan judi online pada gawai.

JAKARTA - Dokter spesialis jiwa dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta menyatakan bahwa dorongan untuk memperoleh uang dan kesenangan dengan cepat menjadi alasan orang mengakses layanan peminjaman uang dan judi online.

Dalam diskusi daring yang diadakan pada hari Jumat, Dr. dr. Kristiana Siste Sp.K.J Subsp. AD(K) menjelaskan bahwa pinjaman online dan judi online sama-sama menawarkan uang dan kesenangan secara instan.

"Yang mendasari kebutuhan secara instan ini adalah keinginan untuk mendapatkan uang dan kesenangan segera," kata Siste, yang juga merupakan dokter pendidik di Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Awalnya, judi online mungkin dianggap sebagai cara cepat untuk melunasi utang. Namun, sensasi senang saat menang dan mendapatkan uang bisa membuat orang ingin terus melakukannya.

"'Kalau aku sudah menang sekali, aku bisa berhenti,' tapi kenyataannya ketika menang atau kalah, mereka tidak akan berhenti bermain judi, sehingga ini membawa kita pada suatu ranah adiksi," jelas Siste.

Siste menjelaskan bahwa kecanduan terjadi karena interaksi kompleks yang melibatkan faktor perilaku, genetik, dan sirkuit otak. Otak bagian depan yang belum matang membuat remaja dan dewasa muda berisiko tinggi melakukan perilaku impulsif, yang bisa berujung pada adiksi.

"Ketika emosinya labil, tetapi otak bagian depannya belum matang, maka terjadi perilaku impulsif yang digunakan untuk memperbaiki emosinya, salah satunya melalui judi online," ujarnya.

Siste menekankan bahwa kecanduan judi online adalah masalah kesehatan jiwa serius yang membutuhkan penanganan dari tenaga profesional. "Masalah kecanduan judi ini bukan masalah kecil," katanya.

"Dua persen dari populasi Indonesia itu jumlahnya sangat banyak. Jadi, ini benar-benar masalah serius, bahkan bisa dikatakan sebagai bencana nasional dalam hal ini," tambahnya. (ant)
 
 


Berita Lainnya