Internasional

Polisi New York Rajin Tankapi Ratusan Demonstran Pro-Palestina

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
02 Mei 2024 12:00
Polisi New York Rajin Tankapi Ratusan Demonstran Pro-Palestina
Arsip - Seorang pria mengibarkan bendera Palestina dalam aksi unjuk rasa pro-Palestina yang digelar di luar Universitas Columbia di New York, Amerika Serikat, 23 April 2024. (ANTARA FOTO/Xinhua/Li Rui/Spt)

WASHINGTON - Wali Kota New York Eric Adams mengumumkan pada Rabu Departemen Kepolisian New York (NYPD) telah menangkap sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Columbia dan City College of New York, seiring dengan gelombang aksi protes di Amerika Serikat.

"Kami menangkap sekitar 300 orang di (Universitas) Columbia dan City College, dan kami melakukan penangkapan ini untuk membedakan antara mahasiswa dan mereka yang tidak boleh berada di sana," kata Adams dalam konferensi pers. Dia menegaskan aksi protes tersebut dipicu oleh sejumlah aktor eksternal, bukan oleh mahasiswa, dengan tujuan menciptakan kekacauan.

Pada Selasa, seorang koresponden Sputnik melaporkan petugas NYPD, yang dilengkapi dengan helm dan membawa pentungan serta borgol plastik, memasang barikade besi beberapa blok dari Universitas Columbia. Para mahasiswa yang menentang operasi militer Israel di Jalur Gaza membangun barikade sendiri dan menghalangi akses ke kampus bagi orang-orang yang tidak dikenal. Rektor Universitas Columbia Minouche Shafik mengirimkan surat kepada Wakil Komisioner Urusan Hukum NYPD Michael Gerber meminta agar kehadiran polisi tetap di kampus, setidaknya hingga 17 Mei, untuk menjaga ketertiban.

Demonstrasi pro-Palestina muncul di kampus-kampus AS dalam beberapa hari terakhir sebagai bentuk protes terhadap militer AS dan dukungan keuangan serta diplomatik terhadap operasi militer Israel di Gaza. Operasi militer tersebut telah menyebabkan lebih dari 34.000 warga Palestina tewas dan lebih dari 77.000 lainnya terluka. Para mahasiswa menyerukan kepada pihak universitas untuk mengutuk operasi militer Israel di Gaza, melakukan divestasi dari perusahaan yang terkait dengan Israel, menghentikan program studi di universitas-universitas Israel, serta tuntutan lainnya. (ant)

 


Berita Lainnya