Laporan Gaza

PM Qatar Tekad Jembatani Hamas-Israel Capai Gencatan Senjata Permanen

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
13 Juni 2024 22:30
PM Qatar Tekad Jembatani Hamas-Israel Capai Gencatan Senjata Permanen
Kondisi infrastruktur yang hancur di Jalur Gaza akibat serangan Israel.

DOHA - Qatar dan negara-negara mediator lainnya dalam perundingan perdamaian Gaza bertekad untuk mengatasi perbedaan antara Hamas dan Israel guna mencapai gencatan senjata permanen, kata Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pada Rabu (12/6/2024).

"Ini adalah masalah yang telah kami perjuangkan sejak lama – bagaimana memastikan bahwa kami menjembatani kesenjangan antara dua perbedaan mendasar tersebut, antara apa yang diinginkan Hamas dan apa yang diinginkan Israel," katanya pada konferensi pers di Doha bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.

PM yang juga menjabat sebagai Menlu Qatar itu mengatakan upaya yang dilakukan oleh Qatar, Mesir, dan AS adalah cara terbaik untuk mengatasi perbedaan tersebut dan memastikan proses negosiasi terus berjalan hingga gencatan senjata permanen tercapai.

Al Thani menambahkan hal yang paling mengkhawatirkan para mediator adalah menemukan titik temu di antara para pihak yang membutuhkan waktu lama. "Tentu saja, ini bukan proses yang mudah, ini adalah perundingan yang sangat rumit… Saya pikir ini mempunyai banyak tantangan… Namun, kami semua menegaskan kembali bahwa mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata adalah landasan bagi jalan kita ke depan," katanya.

Sebelumnya pada Senin (10/6/2024), Dewan Keamanan PBB memberikan suara 14-0 untuk mengadopsi resolusi yang dirancang AS mengenai proposal gencatan senjata Gaza yang diumumkan oleh Biden pada 31 Mei, sekaligus menyerukan Hamas untuk menerimanya.

Resolusi tersebut sebagian besar mencerminkan usulan tiga tahap yang diajukan Presiden AS Joe Biden kepada Hamas dengan peta jalan yang akan mengarah pada penghentian permusuhan di Jalur Gaza dan pembebasan semua sandera. Tahap pertama mencakup gencatan senjata total, penarikan pasukan Israel dari seluruh pusat populasi Gaza, dan pembebasan sebagian sandera yang ditahan oleh Hamas, termasuk yang terluka, orang lanjut usia, dan wanita, serta pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara.

Kemudian, tahap kedua melibatkan penghentian permusuhan tanpa batas waktu dengan imbalan pembebasan sandera yang tersisa. Selanjutnya, tahap ketiga dari inisiatif ini adalah memulai rekonstruksi Gaza yang telah lama dilanda perang. (ant)
 
 


Berita Lainnya