Gaya Hidup

Perpres Gim Sah, Pelaku Kurang Dana dan SDM

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
30 Juni 2024 10:30
Perpres Gim Sah,  Pelaku Kurang Dana dan SDM
Pengunjung festival gim Gamechanger 2024 di Goethe-Institut Jakarta, menjajal berbagai gim lokal, Sabtu (29/6/2024).

JAKARTA - Deputi Pengembangan Talenta Asosiasi Game Indonesia (AGI), Ibnu Raziq, mengungkapkan dampak positif yang dirasakan oleh pelaku industri gim setelah disahkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional.

Meskipun Perpres tersebut baru disahkan sejak Februari lalu, Ibnu menyatakan industri gim kini semakin diakui di tanah air. "Salah satu dampak paling terasa adalah banyaknya program dan acara terkait gim yang menjadi lebih mudah bagi pelaku gim untuk mencari dukungan atau sponsor dari berbagai pihak, baik dari kampus, pemerintah, maupun swasta, yang kini sudah memahami potensi industri gim lokal," ujar Ibnu di Jakarta.

Sebelum adanya Perpres, banyak pihak masih meragukan industri gim lokal dan belum memahami besarnya potensi bisnis di sektor ini. Namun, dengan adanya Perpres, industri gim di Indonesia, khususnya pengembang gim (game developer), kini sudah dapat bersaing dengan pengembang internasional, meskipun masih pada kategori gim tertentu.

"Untuk gim kelas tinggi seperti yang dibuat di Hollywood atau Jepang, atau gim dengan grafik tinggi, Indonesia masih banyak yang perlu dikejar. Namun, untuk skala kecil, saat ini kita sudah bisa bersaing dengan pengembang internasional," jelas Ibnu. Perpres Nomor 19 Tahun 2024 dirancang untuk mengatasi tantangan dalam pengembangan industri gim di Indonesia, seperti kurangnya dana dan Sumber Daya Manusia (SDM), serta permasalahan teknis. Perpres ini juga bertujuan untuk menyatukan langkah para pemangku kepentingan.

Perpres ini mencakup pengembangan sumber daya manusia, peningkatan promosi dan akses ke pasar, pengembangan industri perangkat keras, penyediaan infrastruktur, pembukaan akses pembiayaan dan permodalan, penguatan regulasi, serta aktivasi gim Indonesia di kawasan regional dan global.

Berdasarkan data "Outlook Pariwisata & Ekonomi Kreatif 2021/2022" dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), subsektor aplikasi dan gim berhasil menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp31,25 triliun pada tahun 2021. Aplikasi dan gim menjadi subsektor dengan laju pertumbuhan tertinggi kedua (9,17 persen), setelah subsektor televisi dan radio (9,48 persen). (ant)
 
 


Berita Lainnya