Internasional

Pengungsi Gaza di Mesir Tak Pegang Duit, PMI Bantu Hygiene Kits

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
04 Februari 2024 14:00
Pengungsi Gaza di Mesir Tak Pegang Duit, PMI Bantu  Hygiene Kits
Tim Palang Merah Indonesia (PMI) untuk Misi Kemanusiaan Gaza mendistribusikan paket kebersihan atau hygiene kits ke pengungsi Gaza, Palestina di Kairo, Mesir.

SUKABUMI - Tim Palang Merah Indonesia (PMI) untuk Misi Kemanusiaan Gaza telah mendistribusikan paket kebersihan atau hygiene kits kepada pengungsi Gaza di Kairo, Mesir. Arifin Muh Hadi, Ketua Tim PMI untuk Misi Kemanusiaan Gaza, menyatakan kebutuhan mendesak para pengungsi Gaza saat ini adalah hygiene kits untuk menjaga kebersihan dan kesehatan sehari-hari mereka.

Pengungsi Gaza di Mesir, menurut Arifin, tidak memiliki uang untuk membeli kebutuhan dasar seperti kebersihan, mandi, dan kakus. Oleh karena itu, PMI mengambil inisiatif untuk membeli paket kebersihan dari pasar lokal di Kairo dan mendistribusikannya kepada pengungsi Gaza. Bantuan ini mencakup handuk, sikat gigi, pasta gigi, sandal, sabun mandi, sabun cuci, sampo, tisu, dan lainnya.

Distribusi paket kebersihan dilakukan langsung oleh tim PMI kepada pengungsi Gaza di Mesir, serta kepada pasien trauma yang sedang dirawat di rumah sakit. Bantuan ini merupakan bagian dari upaya proteksi untuk memastikan setiap individu memiliki akses kebutuhan dasarnya dan mendorong praktik hidup bersih dan sehat.

Ridwan M Sobri, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI yang bergabung dengan tim PMI di Kairo, menyebutkan bahwa jumlah pengungsi Gaza yang masuk ke Mesir mencapai lebih dari 9.000 orang. Lebih dari 450 orang yang menderita trauma, patah tulang, atau luka berat sedang dirawat di rumah sakit di Kairo.

Situasi konflik dan penindasan oleh tentara Zionis Israel di Gaza telah menyebabkan penderitaan luar biasa, meningkatkan kerentanan terhadap kesehatan, dan mengganggu fungsi serta akses pelayanan kesehatan. Bencana kesehatan masyarakat di Gaza terus berkembang, dengan tingkat kematian dan cedera akibat kekerasan yang terus meningkat.

Data dari WHO per 23 Desember 2023 mencatat 20.057 jiwa korban meninggal, dengan 70 persennya adalah perempuan dan anak-anak, serta 53.320 jiwa mengalami cedera dan luka-luka. Dari 36 rumah sakit, hanya sembilan yang berfungsi, dan kondisinya belum normal. (ant)


Berita Lainnya