DAMASKUS – Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan melarikan diri dari ibu kota Damaskus setelah pemberontak berhasil menguasai kota tersebut. Keberadaan Assad hingga kini masih belum diketahui, menyusul hilangnya sinyal pesawat terakhir yang lepas landas dari Bandara Damaskus.

Menurut laporan dari Reuters, CNN, dan Al Jazeera, pemberontak menyatakan Assad meninggalkan Suriah sesaat sebelum mereka menguasai bandara. Flightradar24, platform pelacak penerbangan, mencatat sebuah pesawat Ilyushin-76 dengan nomor penerbangan Syrian Air 9218 sebagai penerbangan terakhir dari Damaskus. Pesawat tersebut terbang ke arah timur sebelum berbelok ke utara dan kehilangan sinyal di atas wilayah Homs.

Pemberontak Umumkan Damaskus Bebas
Pasukan pemberontak kini memegang kendali penuh atas Damaskus, menyatakan ibu kota "bebas" dari pemerintahan Assad. Interogasi terhadap pejabat militer dan intelijen Suriah dilakukan untuk melacak keberadaan mantan presiden tersebut.

Upaya Stabilitas Pasca Assad
Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali menegaskan komitmennya untuk tetap berada di Suriah dan memastikan kelangsungan fungsi lembaga publik selama proses transisi kekuasaan.

"Saya tidak berniat melarikan diri seperti Assad. Prioritas saya adalah memastikan pengalihan kekuasaan berlangsung damai," ujarnya.

Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammad al-Julani, melarang pasukan oposisi mengambil alih lembaga pemerintah secara sepihak. Ia juga menginstruksikan untuk menghindari tembakan perayaan guna menjaga stabilitas di tengah perubahan besar ini.

Akhir Kekuasaan Dinasti Assad
Bashar al-Assad, yang memimpin Suriah sejak tahun 2000 menggantikan ayahnya Hafez al-Assad, meninggalkan negara itu setelah lebih dari dua dekade berkuasa. Era kekuasaan dinasti Assad yang berlangsung hampir 50 tahun kini berakhir, membuka jalan bagi perubahan besar dalam tatanan politik Suriah.

 

#AssadKabur #DamaskusBebas #SuriahEraBaru #PemberontakSuriah #KrisisSuriah2024