Laporan Haji 2023

Pemantapan Jelang Armina, Ini Alur Pergerakan Jamaah 

Maudy Alvi — Satu Indonesia
23 Juni 2023 01:38
Pemantapan Jelang Armina, Ini Alur Pergerakan Jamaah 
SEHAT SELALU - Pemeriksaan kesehatan digencarkan, digelar di lorong penginapan maupun hotel (foto: maudy alvi)

MAKKAH - Menghitung hari sebelum puncak haji Arafah – Muzdalifah – Mina (Armina),  jamaah haji Indonesia terus melakukan agenda pemantapan oleh pembimbing ibadah di sektor-sektor masing-masing. Kegiatan ini digelar  di hotel tempat menginap jamaah haji Indonesia.

Petugas pembimbing ibadah haji memberikan informasi teknis pelaksanaan wukuf di Arafah, Muzdalifah hingga Mina. Informasi yang lebih mendalam diberikan khususnya kepada jamaah lansia, tentang pelemparan jumrah dan pemilihan nafar awal atau nafar Tsani, serta teknis untuk kembali ke kota Mekah.

“Ada skrining kesehatan lagi sebelum keberangkatan menuju Arafah. Setiap jamaah dicek lagi kesehatannya, dilakukan pemeriksaan tensi,” kata Maudy Alvi, wartawan satuindonesia.co yang melaporkan dari Makkah. 

Jika dalam pemeriksaan ditemukan sedang sakit, seperti flu batu, maka jamaah akan diwajibkan menggunakan masker.  Bagi yang punya penyakit resiko tinggi, juga dilakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut dan dihimbau untuk meminum obatnya secara rutin.

Petugas juga melakukan pendataan terhadap jamaah lansia, untuk mendapatkan kursi roda khususnya bagi yang sakit atau tidak mampu lagi berjalan. “Untuk yang sama sekali tidak dimungkinkan untuk melakukan jumrah, diminta untuk dibadalkan saja pelemparan jumrahnya. 

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sendiri, menjelang Armina,  terus mematangkan konsep terbaik dalam penyelenggaraan ibadah haji jemaah lansia, khususnya saat fase puncak haji, wukuf di Arafah – Muzdalifah – Mina. Ada tiga skema yang dirumuskan dan itu sudah mulai didiskusikan serta disosialisasikan kepada para pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIH).

Kenapa KBIH? Direktur Bina Haji Arsyad Hidayat mengatakan, KBIHU memiliki posisi strategis dalam ikut memberikan pemahaman kepada jemaah haji, termasuk jemaah lansia, terkait skema penyelenggaraan puncak haji. Sebab, KBIHU umumnya memiliki banyak jamaah. Pesan dari para ustaz di KBIHU juga didengar dan diikuti jemahnya.

“Menjelang puncak haji di Arafah – Muzdalifah – Mina atau Armina, kita telah siapkan tiga skema penyelenggaraan ibadah, khususnya bagi jemaah haji lansia,” tegas Arsad usai melakukan sosialisasi dengan para pengurus KBIHU di Makkah, Selasa (21/6/2023).

Skema pertama disiapkan bagi jemaah lansia yang meninggal dunia setelah di embarkasi, saat di pesawat, atau di tanah suci, serta jemaah lansia yang memiliki ketergantungan pada alat dan obat sehingga tidak bisa dimobilisasi. Jemaah yang masuk dalam kategori skema ini, akan dibadalhajikan.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu, sampai saat ini tercatat ada 99 jemaah haji Indonesia yang meninggal di pesawat, Jeddah, Madinah, dan Makkah. “Jadi, nantinya akan ada orang yang membadalkan hajinya,” terang Arsad.

Skema kedua disiapkan bagi jemaah haji yang sakit dan dirawat, baik di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKIH) ataupun di RS Arab Saudi, dan masih bisa dimobilisasi. Jemaah dengan kategori ini akan disafariwukufkan.

“Kita akan angkut dengan bus yang sudah dimodifikasi, ada jemaah yang duduk dan baring. Satu dua jam di Arafah kemudian akan kembali ke KKIH atau RSAS,” sebutnya.

Untuk skema ketiga, lanjut Arsyad, disiapkan bagi jemaah lansia yang fisiknya sehat, hanya harus menggunakan kursi roda. Mereka akan tetap dibawa ke Arafah untuk menjalani Wukuf seperti jemaah haji normal lainnya.

“Hanya, kita sedang mempersiapkan skema dengan pihak Syarikah supaya mereka tidak harus mampir di Muzdalifah. Sebab, Muzdalifah itu kan hamparan pasir. Kalau nanti kursi roda turun di sana akan berat mendorongnya,” papar Arsad.

“Sedang dibahas bersama Syarikah, skema agar mereka dapat diberangkatkan dari Arafah langsung ke Mina menjelang tengah malam sehingga saat mereka lewat di Muzdalifah pada tengah malam. Mereka mabit lahdzatan atau sebentar di Muzdalifah. Adapun ibadah lontar jumrahnya selama di Mina, agar diwakilkan kepada jemaah yang sehat,” lanjutnya.

Arsad juga mempersilakan kepada para jemaah yang akan mengambil inisiatif untuk tidak menginap di tenda Mina, tapi kembali ke hotel. Namun, Arsad mengingatkan bahwa tidak ada layanan katering di hotel. Sebab, katering yang disiapkan pihak muassasah hanya diperuntukkan bagi jemaah yang menginap di Mina.

“Jadi, jemaah yang mengambil pilihan untuk pulang ke hotel pada fase mabit di Mina, mereka harus mencari makan sendiri,” ucapnya.

Arsad menambahkan, Forum Komunikasi KBIHU pada 10 Mei 2023, telah menandatangani komitmen layanan haji ramah lansia. Mereka menegaskan akan mendukung program haji ramah lansia yang saat ini digagas pemerintah. Mereka siap memberikan kemudahan-kemudahan bagi jemaah hajinya, termasuk memberikan fasilitasi para jemaah dalam menunaikan ibadah hajinya.

“Terpenting, KBIHU juga berkomitmen untuk meniadakan aktivitas ibadah sunah bagi jemaah yang kondisi fisiknya tidak memungkinkan. Bagi mereka cukup umrah wajib, lalu istirahat, mempersiapkan diri untuk pelaksanaan wukuf. Saya kira itu jauh lebih baik dan positif bagi jemaah haji,” tandasnya.

Berikut rencana alur pergerakan jemaah haji Indonesia pada fase Armina:

1. Pemberangkatan Jemaah dari Hotel di Makkah ke Arafah

a. Tanggal: 8 Zulhijah 1444 H
b. Waktu : 07.00 – 24.00 WAS
c. Armada: 21 bus per maktab (setiap bus melakukan tiga kali putaran penjemputan)
d. Kapasitas bus : 47 tempat duduk (seat)


2. Pemberangkatan Jemaah dari Arafah ke Muzdalifah

a. Tanggal: 9 Zulhijah 1444 H
b. Waktu : 19.00 – 01.00 WAS
c. Armada: 7 - 9 bus per maktab (setiap bus melakukan tujuh kali penjemputan)
d. Kapasitas bus : 47 tempat duduk (seat)

3. Pemberangkatan Jemaah dari Muzdalifah ke Mina

a. Tanggal: 9 – 10 Zulhijah 1444 H
b. Waktu : 23.40 – 09.00 WAS
c. Armada: 5 bus per maktab (setiap bus melakukan delapan kali penjemputan)
d. Kapasitas bus : 50 - 60 jemaah

4. Pemberangkatan Jemaah dari Mina ke Hotel Jemaah di Makkah

A. Nafar Awal
a. Tanggal: 12 Zulhijah 1444 H
b. Waktu : 07.00 (setelah subuh) – 18.00 WAS
c. Armada: 21 bus per maktab (setiap bus melakukan tiga kali putaran penjemputan)
d. Kapasitas bus: 47 tempat duduk (seat)

B. Nafar Tsani
a. Tanggal: 13 Zulhijah 1444 H
b. Waktu : 07.00 (setelah subuh) – 19.00 WAS
c. Armada: 21 bus per maktab (setiap bus melakukan tiga kali putaran penjemputan)
d. Kapasitas bus: 47 tempat duduk (seat)


Berita Lainnya