Gaya Hidup

Pahami Beda "Baby Blues" dengan Depresi usai Melahirkan

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
16 Juli 2024 13:30
Pahami Beda "Baby Blues" dengan Depresi usai Melahirkan
Ilustrasi tangan ibu yang baru melahirkan dan bayinya.

JAKARTA - Psikolog klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., M.Psi., menjelaskan  baby blues dan depresi setelah melahirkan adalah dua kondisi yang berbeda. "Dua kondisi tersebut berbeda, dan perbedaannya dapat dilihat dari durasinya," kata Vera di Jakarta.

Vera menjelaskan, baby blues adalah masalah psikologis yang dapat menimbulkan perasaan sedih, marah, dan cemas pada perempuan yang baru melahirkan. Kondisi ini biasanya berlangsung selama satu hari hingga dua minggu. Sebaliknya, perasaan sedih yang disebabkan oleh depresi setelah melahirkan dapat berlangsung hingga beberapa bulan.

Menurut Vera, ibu yang mengalami baby blues bisa mengalami perubahan emosi seperti mudah marah, gampang menangis, mudah cemas, dan cepat kelelahan. Sementara itu, ibu yang mengalami depresi setelah melahirkan akan merasakan gejala perubahan emosi yang lebih intens. "Gejala depresi setelah melahirkan termasuk perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat, kesulitan tidur, dan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari," jelas Vera.

Vera juga mengingatkan bahwa baby blues bisa berkembang menjadi depresi perinatal yang memerlukan penanganan profesional seperti terapi psikologis dan obat-obatan. Kondisi baby blues dan depresi pada perempuan setelah melahirkan bisa berdampak buruk pada kesejahteraan ibu dan bayi.

Ibu yang mengalami masalah psikologis tersebut dapat merasa kelelahan karena susah tidur sehingga kondisinya secara keseluruhan menurun, dan ini menyulitkan ibu dalam merawat bayinya. Vera menekankan bahwa pemberian ASI secara eksklusif dan pembangunan ikatan antara ibu dan bayi bisa terganggu jika ibu mengalami baby blues atau depresi setelah melahirkan.

"Hal ini dapat mempengaruhi hubungan antara ibu dan bayi, termasuk kesulitan dalam berinteraksi dan mengembangkan keterampilan bayi. Bayi yang ibunya mengalami baby blues berkepanjangan mungkin mengalami perkembangan yang terhambat," jelasnya. (ant)
 
 

 


Berita Lainnya