Laporan Khusus

MUI: Serangan Hamas Bisa Jadi Momentum Bebaskan Rakyat Palestina

Redaksi — Satu Indonesia
08 Oktober 2023 09:45
MUI: Serangan Hamas Bisa Jadi Momentum Bebaskan Rakyat Palestina
Arsip - Tim media MER-C menolong korban serangan Israel di Gaza, Palestina, Sabtu (13/5/2023). (Foto: ANTARA)

JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa serangan balasan Hamas terhadap Israel bisa menjadi momentum bangsa Palestina memperkuat heroisme untuk membebaskan rakyat dan bangsa Palestina yang dijajah dalam kurun waktu yang panjang.

"Banyak momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan," menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional​​​​ Sudarnoto Abdul Hakim dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu (8/10/23).

Menurut Sudarnoto, peristiwa tersebut juga seharusnya menjadi momentum bagi seluruh faksi Palestina seperti Fatah dan kelompok lainnya untuk bersatu padu mengkonsolidasi diri memperkuat upaya kemerdekaan bangsa Palestina.

"Kami berharap betul setiap momentum untuk kedaulatan dan kemerdekaan Palestina bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh setiap faksi Palestina. Dengan cara ini, maka Israel akan semakin kehabisan waktu dan kekuatannya".

"Serangan balasan Hamas merupakan reaksi terhadap tindakan sewenang-wenang otoritas Israel yang berlangsung sejak lama dan secara sistemik menghancurkan kedaulatan rakyat dan bangsa Palestina," katanya.

Peristiwa membelah Masjid Al Aqsa disertai dengan berbagai aksi provokatif kelompok Yahudi ekstrim melakukan ibadah di arena Al Aqsa juga menjadi salah satu pemicu serangan Hamas terhadap Israel.

"Ditambah dengan berbagai fakta pengkhianatan terhadap perjanjian yang dilakukan Israel, menggambarkan bahwa Israel memang harus membayar mahal. Serangan terbesar Hamas ini menjadi alat bayar Israel dan Israel tentu saja harus menanggung sendiri," katanya.

Bisa jadi, Israel akan menanggung beban yang lebih berat jika respons Israel dan negara-negara pendukung seperti Amerika dan NATO kontra produktif.

Lebih lanjut Sudarnoto menjelaskan bahwa Amerika dan NATO yang saat ini sedang menanggung bebannya masing-masing sebagai akibat perubahan politik global dan perang Rusia-Ukraina, sebaiknya tidak ikut memutarbalikkan fakta dengan menyatakan Hamas sebagai teroris.

Menurutnya, sikap tersebut justru akan merugikan Amerika dan NATO karena selama ini tidak pernah menyatakan keberaniannya untuk menegaskan bahwa Israel adalah penjajah dan teroris.

"Justru yang harus dilakukan secara tegas adalah ikut bersama-sama dengan masyarakat internasional lainnya yang mendukung perjuangan bagi terwujudnya kemerdekaan Palestina dan menghentikan imperialisme dan terorisme Israel," demikian Sudarnoto.

Ia juga mengecam balasan Israel yang membabi buta dan penuh amarah telah merusak Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

"Saya sangat menyesalkan apa yang dilakukan Israel. Israel harus bertanggung jawab. Israel benar-benar sudah hilang rasa respek kepada bantuan kemanusiaan yang dilakukan Indonesia melalui Mer-C," ujarnya. (ant)

 


Berita Lainnya