Laporan Gaza
Kolombia Akan Buka Kedutaan Di Palestina
ANKARA - Presiden Kolombia Gustavo Petro pada Kamis mengumumkan rencana negaranya untuk membuka kedutaan besar di Ramallah, Palestina.
Pernyataan tersebut disampaikan Petro usai bertemu dengan Duta Besar Israel untuk Kolombia Gali Dagan dan Duta Besar Palestina untuk Kolombia Raouf Al-Maliki.
“Saya telah menyatakan posisi saya untuk mencapai konferensi perdamaian internasional yang membuka jalan bagi dua negara merdeka dan bebas. Saya menegaskan kembali solidaritas saya terhadap anak-anak Israel dan Palestina, yang harus dan berhak hidup damai,” ujar Petro melalui platform X, usai pertemuan pada Kamis (19/10/23).
“Kami akan mengirim pesawat berisi bantuan kemanusiaan ke pinggiran Gaza sambil menunggu koridor kemanusiaan dibuka. Kolombia akan membuka kedutaan besarnya di Ramallah, Palestina,” katanya menambahkan.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X pada 9 Oktober, Petro mengkritik cara Israel menanggapi serangan yang dilancarkan dua hari sebelumnya oleh kelompok Hamas Palestina.
Dia mengatakan “satu-satunya cara agar anak-anak Palestina dapat tidur dengan tenang adalah dengan membiarkan anak-anak Israel tidur dengan tenang”, dan sebaliknya.
“Hal itu tidak akan pernah tercapai melalui perang, hanya melalui perjanjian damai yang menghormati hukum internasional dan hak kedua bangsa untuk hidup berdampingan secara bebas,” ujar dia.
Petro juga membagikan foto anak-anak Palestina yang kehilangan nyawa akibat konflik Israel-Palestina.
Konflik terbaru di Timur Tengah dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika ketika Hamas menembakkan roket dan menyusup ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Hamas menyebut serangannya itu sebagai balasan atas penyerbuan Israel ke Masjid Al-Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan kekerasan yang meningkat terhadap warga Palestina oleh pemukim Israel.
Militer Israel kemudian membalas dengan meluncurkan "Operasi Pedang Besi" di Jalur Gaza dan memblokade penuh kawasan itu sehingga masyarakat setempat tidak mendapatkan akses listrik dan air, sementara air, makanan, bahan bakar, dan pasokan medis hampir habis.
Lebih dari 1.400 warga Israel telah terbunuh sejak dimulainya operasi Hamas, sementara sedikitnya 3.478 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza.(ant)