Internasional

Khofifah Serukan Perdamaian untuk Palestina

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
8 hours ago
Khofifah Serukan Perdamaian untuk Palestina
Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa.

SURAYBAYA - Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa Hari Perdamaian Internasional (International Day of Peace) merupakan momen penting bagi seluruh negara untuk terus menyerukan perdamaian bagi Bangsa Palestina.

"Jangan pernah lelah dalam menyerukan perdamaian untuk Bangsa Palestina. Konflik dan krisis kemanusiaan di Palestina harus segera dihentikan. Jika semua negara bersatu untuk memperkuat solidaritas, bukan hal yang mustahil untuk menciptakan perdamaian di dunia," ujar Khofifah di Surabaya. Hari Perdamaian Internasional diperingati setiap 21 September untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perdamaian di seluruh dunia. Khofifah menyatakan peringatan ini dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran global mengenai konflik kemanusiaan di Palestina, salah satunya melalui media sosial untuk menyebarkan pesan tentang perdamaian dan perlindungan hak asasi manusia bagi rakyat Palestina.

"Perdamaian adalah proses yang memerlukan komitmen bersama dan keterlibatan dari berbagai pihak. Solidaritas global sangat penting untuk menunjukkan dukungan melalui aksi damai," katanya. Ia menambahkan perdamaian bukan hanya sekadar ketiadaan perang, melainkan merupakan proses dinamis yang melibatkan partisipasi aktif dari individu, komunitas, dan bangsa dalam menyelesaikan konflik melalui dialog terbuka dan kerja sama.

Lebih lanjut, Khofifah menyatakan bahwa Hari Perdamaian Internasional bukan sekadar perayaan, melainkan harus menjadi momen refleksi bagi umat manusia untuk berkomitmen pada perdamaian di tengah perbedaan. "Peringatan ini juga merupakan panggilan untuk melawan ketidakadilan, mengurangi dampak perubahan iklim, serta memperjuangkan hak asasi manusia di seluruh dunia," tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya membangun budaya damai, terutama dalam konteks keberagaman budaya, etnis, dan agama, di mana sikap saling memahami dan toleransi sangatlah diperlukan. (ant)
 


Berita Lainnya