PALESTINA MERDEKA – Seragam putih mereka tak cukup suci untuk menghentikan peluru. Paramedis dan petugas penyelamat di Gaza kini menjadi sasaran tembak brutal. Serangan terbaru penjajah Israel di Rafah, yang menewaskan 15 tenaga medis dan penyelamat, bukan hanya pelanggaran hukum internasional—ini adalah kejahatan kemanusiaan yang terang-terangan.

Video terakhir yang sempat direkam oleh paramedis Rifaat Radwan, menunjukkan momen mencekam sebelum kematiannya. Ambulans yang mereka gunakan jelas bertanda Palang Merah, sirine menyala, dan tidak menunjukkan ancaman. Namun itu tak menghentikan peluru yang menghujani mereka.

“Mereka menembak kami seperti kami bukan manusia,” ujar salah satu petugas medis yang selamat dari serangan maut tersebut.

PBB dan Dunia Internasional Mengecam

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) langsung mengecam keras insiden tersebut. Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Palestina, Tom Fletcher, menegaskan bahwa pembunuhan terhadap petugas medis adalah pelanggaran berat hukum kemanusiaan internasional dan menuntut akuntabilitas penuh terhadap penjajah Israel.

Diketahui, sejak agresi penjajah Israel kembali memanas pada Oktober 2023, lebih dari 400 tenaga bantuan kemanusiaan dan jurnalis telah tewas. Dunia internasional semakin mendesak penyelidikan menyeluruh dan independen.

Kesedihan Global: “Kami Ditinggalkan Dunia”

Salah satu suara yang mengguncang datang dari Amy Neilson, dokter asal Australia yang pernah bertugas di Gaza. Dalam kolom opini yang menyayat hati, ia berkata:

“Rekan-rekan saya dibunuh saat menyelamatkan nyawa. Dunia hanya diam. Kami tenggelam dalam duka dan kemarahan.”

Situasi ini menambah daftar panjang kekejaman yang terjadi di Gaza, di mana tak hanya warga sipil yang menjadi korban, tapi juga mereka yang mengabdi untuk menyelamatkan nyawa orang lain. (mul)

:

#GazaUnderAttack #PetugasMedisGaza #KeadaanDaruratGaza #WarCrimespenjajah Israel #SaveGaza #StopKejahatanPerang #AmbulansDitembaki #penjajah IsraelTargetMedis #SeranganRafah #PalestineCrisis