Gaya Hidup
Jangan Diumbar! Perlakukan Data Pribadi Seperti Barang Berharga
JAKARTA - Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI), Firman Kurniawan, menyatakan masyarakat harus menjaga data pribadi dengan sangat hati-hati, layaknya memperlakukan harta benda berharga.
"Data saat ini harus diperlakukan seperti emas, perak, atau minyak yang sangat berharga karena kita tidak akan menghamburkan emas, minyak, atau perak. Data persis seperti itu, harganya mahal dan banyak pihak ingin memperebutkannya," kata Firman.
Menurutnya, data pribadi kini menjadi sangat berharga bagi banyak pihak, termasuk pelaku kejahatan di ranah digital yang berpotensi menyalahgunakannya. Firman juga menjelaskan modus pelaku kejahatan siber untuk mencuri data pribadi pengguna internet sangat beragam, seiring perkembangan teknologi dan dunia maya. Modus-modus baru yang digunakan meliputi pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI), konten hiburan, hingga aplikasi kekasih virtual.
"Seperti konten tantangan tertentu, itu biasanya meminta nama kita, email kita, padahal email kita terhubung dengan berbagai platform seperti media sosial," ujar Firman. "Email kita juga digunakan untuk mendaftar rekening bank dan sebagainya, sehingga ketika satu terbuka, bisa ditelusuri yang lain dan masuk ke yang lain," tambahnya.
Oleh karena itu, masyarakat didorong untuk lebih waspada dalam menjaga keamanan data pribadi. Tindakan pengamanan bisa dilakukan dengan tidak membuka tautan yang mencurigakan dan memperkuat kata sandi akun media sosial atau perangkat. Salah satu modus kejahatan siber dalam mencuri data pribadi adalah phising, yang umumnya memancing pengguna untuk membuka surat elektronik atau tautan situs web palsu. Firman mengingatkan agar tidak sembarangan membuka tautan situs web, surat, atau dokumen elektronik, terutama dari pengirim yang tidak dikenal.
"Ketika kita tidak pernah mengenal atau tahu asal-usul pengirim link itu, sebaiknya jangan dibuka," kata Firman. Untuk pengamanan kata sandi akun media sosial atau perangkat, Firman menyarankan untuk membuat kata sandi dari kombinasi huruf dan angka yang rumit. Selain itu, masing-masing akun dan perangkat dianjurkan memiliki kata sandi yang berbeda. Dia juga merekomendasikan penggunaan aplikasi manajemen kata sandi untuk menyimpan dan mencatat kata sandi yang telah dibuat agar tidak mudah lupa.
"Kita membuat kata sandi yang bervariasi kemudian menyimpannya secara terpisah, jangan di perangkat yang sama. Manajemen password untuk aplikasi saya apa, untuk aplikasi yang itu apa, sehingga akan memudahkan kita," ucap Firman. Jika tersedia, fitur autentikasi multi-faktor juga perlu digunakan untuk memperkuat keamanan akses terhadap akun atau perangkat, seperti pemindaian sidik jari atau wajah. (ant)