Metropolitan

Jakarta Jadi Kota Paling Berpolusi Kedua Di Dunia Pada Minggu Pagi

Redaksi — Satu Indonesia
08 Oktober 2023 16:26
Jakarta Jadi Kota Paling Berpolusi Kedua Di Dunia Pada Minggu Pagi
Petugas menilang pengendara kendaraan tak lolos uji emisi di Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (1/9/2023). Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya bersama Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mulai memberlakukan tilang uji emisi pada kendaraan roda dua dan roda empat sebagai upaya mendorong masyarakat berkontribusi dalam mengatasi masalah buruknya kualitas udara di Ibu Kota dan menerapkan denda sanksi tilang bagi kendaraan tak lolos uji emisi sebesar Rp250.000 bagi motor dan Rp500.000 untuk mobil. (Foto: ANTARA)

JAKARTA - Kota Jakarta menjadi daerah paling berkualitas udara terburuk kedua di dunia, pada pukul 07.10 WIB berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir, Minggu (8/10/23) pagi, karena memiliki angka indeks kualitas udara (air quality index/AQI) di sebesar 170 atau masuk kategori tidak sehat.

Angka itu, di bawah Kuala Lumpur, Malaysia sebagai urutan pertama dengan angka AQI sebesar 172.

Setelah Jakarta, kota dengan kualitas udara terburuk berikutnya adalah Delhi, India di angka 163, berikutnya Dhaka, Bangladesh di angka 161 dan Kemudian diikuti oleh Kuwait City, Kuwait di angka 158.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dalam situs resmi juga melaporkan, secara menyeluruh kondisi kualitas udara di daerah ini sejak Sabtu (7/10/23) pukul 15.00 WIB hingga Minggu pagi pukul 07.00 WIB, kondisi kualitas udara berkategori juga tidak sehat.

Capaian angka indeks standar pencemaran udara (ISPU) per jam dengan konsentrasi partikel halus penyebab polusi (PM 2,5) tertinggi sebesar 131 di Lubang Buaya, sedang daerah lainnya, rata-rata sedang yakni Bundaran Hotel Indonesia (96), Kebun Jeruk (83), Kelapa Gading (97) dan Jagakarsa (83).

Indeks kualitas udara di Jakarta tinggi karena konsentrasi PM2,5 saat ini sudah 18,4 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara organisasi kesehatan dunia (WHO).

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menghimbau masyarakat agar menggunakan masker bila berada di lokasi dengan tingkat cemaran udara tinggi.

"Masyarakat juga dihimbau untuk selalu memperhatikan informasi kualitas udara terutama dari BMKG, KLHK, dan Dinas Lingkungan Hidup setempat selaku lembaga pemerintah yang berwenang," kata Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan. (ant) 


Berita Lainnya