Laporan Gaza

Israel Batal Gempur Rafah usai Ngobrol dengan AS

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
23 Mei 2024 14:00
Israel Batal Gempur Rafah usai Ngobrol dengan AS
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan).

MOSKOW - Israel diduga membatalkan rencananya untuk melakukan serangan besar-besaran ke Rafah di Jalur Gaza dan memilih untuk hanya melakukan serangan yang ditargetkan setelah berbicara dengan Amerika Serikat, seperti yang dilaporkan oleh The Telegraph.

Laporan dari surat kabar Inggris tersebut mengutip seorang pejabat senior AS yang mengatakan Israel telah mempertimbangkan kekhawatiran AS, yang telah memperingatkan mereka selama berminggu-minggu agar tidak melakukan operasi besar-besaran di Rafah. "Pada dasarnya, Israel telah memperbarui rencana mereka. Mereka telah mempertimbangkan banyak kekhawatiran yang telah kami sampaikan... Ini adalah diskusi dan percakapan yang sedang berlangsung. Ini adalah konstruktif," kata pejabat tersebut.

Pernyataan tersebut merujuk pada pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, di Yerusalem pekan lalu. Sullivan mengunjungi Arab Saudi dan Israel minggu lalu. Selama kunjungannya, ia bertemu dengan Putra Mahkota dan Perdana Menteri Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud serta pimpinan Israel.

Sebelumnya pada bulan Mei, Departemen Pertahanan AS memastikan laporan media pemerintahan Biden menunda pengiriman bom berat seberat 1.800 - 2.000 pon dan bom berat seberat 500 - 1.700 pon ke Israel. Penundaan itu dilakukan setelah Israel diduga memulai operasi militer terbatas di Rafah sambil mengumumkan rencananya untuk melanjutkan operasi darat besar-besaran di wilayah tersebut.

Pada awal Mei, Presiden AS Joe Biden dalam wawancara dengan CNN mengatakan Washington tidak akan memasok senjata ke Israel jika militer negara Yahudi itu menyerang Rafah. Pada 7 Mei dini hari, angkatan bersenjata Israel melancarkan serangan yang mereka sebut sebagai "operasi melawan teroris" di Rafah timur dan menguasai sisi Gaza pada perlintasan perbatasan dengan Mesir.

Belakangan pada pekan itu, media Israel melaporkan kabinet militer Israel telah menyetujui perluasan operasi darat. Pihak berwenang Israel mengatakan bahwa operasi itu bertujuan untuk melenyapkan sisa batalyon gerakan Palestina Hamas di Jalur Gaza. (ant)
 
 


Berita Lainnya