Internasional

Indonesia "Ngos-ngosan" Biayai Proyek Jet Tempur dengan Korsel

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
06 Mei 2024 21:30
Indonesia "Ngos-ngosan" Biayai Proyek Jet Tempur dengan Korsel
Purwarupa KF 21 Boramae saat uji terbang pada Februari 2023.

SEOUL - Indonesia telah mengajukan proposal untuk mengurangi pembayaran proyek pengembangan jet tempur bersama dengan Korea Selatan menjadi sekitar sepertiga dari jumlah aslinya, di tengah kekhawatiran atas keterlambatan pembayarannya.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh seorang narasumber yang tidak disebutkan namanya sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Yonhap pada hari Senin. Indonesia, katanya, baru-baru ini mengusulkan untuk membayar total 600 miliar won (Rp7 triliun) untuk proyek jet KF-21.

Padahal, awalnya Indonesia setuju untuk membayar sekitar 20 persen dari program senilai 8,1 triliun won (Rp95,8 triliun) yang diluncurkan pada 2015 untuk membangun pesawat tempur supersonik canggih pada 2026.

Pembayaran tersebut disetujui sebagai imbalan atas penerimaan satu model prototipe dan transfer teknologi, serta memproduksi 48 unit di Indonesia. Namun, Indonesia disebut telah mengusulkan pengurangan jumlah pembayaran untuk transfer teknologi yang lebih sedikit, kata pejabat itu.

Sejauh ini, Indonesia telah menyumbang sekitar 300 miliar won (Rp3,55 triliun) untuk proyek tersebut dan gagal memenuhi tenggat waktu pembayaran, sehingga Korea Selatan mempertanyakan komitmen terhadap kesepakatan antara keduanya. Sebelumnya, pada akhir tahun lalu, diketahui Indonesia telah meminta Korea Selatan untuk menunda pembayaran proyek tersebut hingga 2034, namun Seoul tetap mempertahankan pendiriannya pembayaran tersebut harus dilakukan sebelum batas waktu pembangunan pada tahun 2026.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan konsultasi sedang dilakukan dengan Indonesia dan menambahkan bahwa pemerintah belum memutuskan apakah akan menerima usulan itu. Usulan tersebut muncul di tengah penyelidikan polisi yang sedang berlangsung terhadap dugaan upaya seorang insinyur Indonesia untuk mencuri teknologi jet di Korea Aerospace Industries (KAI), produsen KF-21.

Insinyur tersebut dikirim setelah Indonesia setuju untuk mengambil bagian dalam proyek tersebut, dan tertangkap pada bulan Januari saat mencoba meninggalkan fasilitas KAI dengan perangkat penyimpanan USB yang berisi data tentang jet tempur tersebut. (ant)
 
 
 
 
 
 


Berita Lainnya