Gaya Hidup

ID FOOD Dongkrak Kinerja Komoditas Gula Berkali-kali Lipat

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
04 Agustus 2024 14:30
ID FOOD Dongkrak Kinerja Komoditas Gula Berkali-kali Lipat
Direktur Supply Chain Management dan Teknologi Informasi ID FOOD Bernadetta Raras.

JAKARTA - Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pangan, ID FOOD, telah berhasil meningkatkan produktivitas komoditas gula melalui digitalisasi dan transformasi cara kerja perusahaan. Komoditas gula merupakan lini bisnis terbesar ID FOOD, dan perusahaan ini berhasil mengolah 50.000 hektare lahan tebu setiap tahunnya setelah mengadopsi teknik pertanian pintar yang melibatkan penginderaan jarak jauh, sensor, dan Internet of Things (IoT).

"Langkah ini memberikan perbaikan signifikan dalam proses bisnis perusahaan. Dari sisi manajemen, konektivitas sistem yang dihasilkan mendukung proses pengambilan keputusan cepat dan tepat, serta membantu sistem peringatan dini yang dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian atau kehilangan produksi," kata Direktur Manajemen Rantai Pasok dan Teknologi Informasi ID FOOD, Bernadetta Raras di Jakarta.

Dari sisi produksi, penerapan pertanian pintar menjadi prioritas untuk menjaga akurasi pelaksanaan budidaya tebu. Mulai dari proses tanam hingga panen, teknologi-teknologi tersebut membantu ID FOOD meningkatkan produksi gulanya. Dampak penerapan pertanian pintar terlihat dari bobot komoditas gula yang dijual, yang naik sebesar 5 persen pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 421 ribu ton.

Manfaat digitalisasi dengan pertanian pintar juga dirasakan dari sisi keuangan. Raras menyebutkan ID FOOD bisa melakukan efisiensi biaya dan peningkatan pendapatan. Sejak menerapkan pertanian pintar, ID FOOD mendapatkan peningkatan pendapatan sebesar 14 persen, mencapai total pendapatan Rp5,6 triliun dibandingkan tahun 2022. Pertumbuhan ini tidak terlepas dari penerapan teknologi digital secara bertahap sesuai peta jalan untuk memaksimalkan sistem pertanian pintar.

“Smart farming berdampak finansial yang besar dibanding metode tradisional, dengan biaya tahunan yang lebih rendah untuk tenaga kerja dan peralatan. Penghematan biaya ini bisa diinvestasikan kembali ke dalam penelitian untuk meningkatkan hasil panen,” kata Raras.

Berkaca dari pengalaman ID FOOD, Raras mengajak para pelaku industri pangan untuk mengambil langkah serupa dalam melakukan transformasi digital melalui penerapan sistem pertanian pintar. Selain meningkatkan produktivitas, pertanian pintar dinilai mampu menguatkan ekosistem pangan nasional. (ant)


Berita Lainnya