Gaya Hidup

Film Horor "Pusaka" Kisahkan Teror Setan di Dalam Keris

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
14 Juli 2024 12:30
Film Horor "Pusaka" Kisahkan Teror Setan di Dalam Keris
Poster film "Pusaka".

JAKARTA - Bagaimana jadinya jika keris dari masa lalu yang bersemayam di sebuah rumah milik kolektor artefak bersejarah menghadirkan teror mengerikan kepada seisi penghuni rumah? Hal tersebut dikisahkan dalam film horor terbaru dari sutradara Rizal Mantovani dan rumah produksi MVP Pictures berjudul "Pusaka".

Cerita bermula dari sekelompok pekerja yang dipimpin oleh Nina (Shareefa Daanish), yang terdiri dari Hanna (Susan Sameh), David (Ajil Ditto), Sandra (Ully Triani), dan Ade (Ikhsan Samiaji), yang diminta untuk merenovasi sebuah rumah besar untuk dijadikan museum.

Rumah besar tersebut milik seorang kolektor bernama Risang Wisangko (Slamet Rahardjo Djarot) yang gemar mengumpulkan artefak dari kerajaan-kerajaan masa lalu. Sebelum wafat, Risang memberikan pesan terakhir kepada kedua anaknya, Randi Wisangko (Bukie B. Mansyur) dan Bian Wisangko (Shofia Shireen), untuk memugar rumahnya menjadi museum agar masyarakat bisa mengenal peninggalan sejarah dari kerajaan-kerajaan kuno.

Sesampainya di rumah keluarga Wisangko, Nina dan timnya melakukan survei dan menghitung perkiraan renovasi serta mendata barang-barang bersejarah di sana, dibantu oleh Profesor Dirga (Joseph Kara) dan Mayang (Sahila Hisyam).

Saat melakukan survei, mereka menyadari rumah Wisangko memiliki luas yang jauh melebihi perkiraan semula. Selain itu, rumah tersebut didesain seperti benteng dengan sistem keamanan ketat dan hanya satu akses untuk keluar masuk rumah.

Keamanan yang ketat itu bukan tanpa alasan, karena rumah Wisangko ternyata menyimpan banyak arca, prasasti, dan berbagai senjata berumur ratusan tahun. Keadaan semakin janggal setelah mereka tidak sengaja menemukan ruang bawah tanah rahasia yang bahkan tidak diketahui oleh anak-anak Risang, Randi dan Bian.

Di dalam ruang bawah tanah tersebut, mereka menemukan banyak arca dan senjata tradisional dari era kerajaan kuno di Tanah Jawa. Beberapa dari artefak itu bahkan dicari oleh para arkeolog karena hilang secara misterius saat diekskavasi.

Saat Nina dan timnya menyelidiki ruang bawah tanah rahasia milik Risang, salah satu dari mereka tanpa sengaja melepas kutukan dari sebuah keris pusaka yang telah lama bersemayam di sana.

Keris terkutuk itu ternyata meminta tumbal darah dari penghuni rumah. Nina, Hanna, David, Sandra, Ade, Randi, Bian, Profesor Dirga, dan Mayang pun berusaha bertahan hidup dari teror keris pusaka yang mengincar nyawa mereka.

Dari segi cerita, film "Pusaka" mengikuti tren pola cerita film-film horor Indonesia yang menonjolkan kisah mitos yang berkaitan dengan kebudayaan Jawa. Fokus utama cerita adalah kekuatan magis sebuah keris pusaka dari masa kerajaan Hindu di Indonesia.

Karena menyinggung soal artefak bersejarah, penonton akan menemukan beberapa dialog yang sedikit membahas latar belakang sejarah dari keris tersebut, seperti Raja Samarotsaha serta perang Kerajaan Janggala dan Kadiri.

Alur cerita dikemas cukup ringkas dan mudah diikuti. Cerita soal rencana renovasi rumah Wisangko dan pengenalan karakter dipaparkan pada bagian awal film, sedangkan dari pertengahan hingga akhir berfokus pada adegan-adegan horor menegangkan dari teror keris pusaka milik Risang.

Nuansa horor mencekam juga bisa didapat saat menonton "Pusaka". Meskipun tidak terlalu mengandalkan adegan jumpscare, penampakan wujud menyeramkan Sandra yang dirasuki kutukan keris serta adegan kejar-kejaran dengan sosok "monster" dalam film ini sukses menimbulkan perasaan ngeri, tegang, dan takut sepanjang film diputar.

Adegan "gore" yang penuh darah juga cukup dominan dalam film ini. Dalam penayangan perdana, penulis berkesempatan menonton film "Pusaka" versi usia 21 tahun ke atas sehingga adegan gore diperlihatkan secara gamblang dan cukup sering.

Namun, pihak MVP Pictures mengatakan saat "Pusaka" dirilis di bioskop untuk umum, mereka akan menayangkan versi 17 tahun ke atas sehingga porsi adegan gore mungkin akan lebih dikurangi. Meski begitu, penulis mengingatkan bahwa adegan-adegan gore yang kurang nyaman masih mungkin terlihat.

Sebagai pelengkap cerita, film "Pusaka" juga menghadirkan bumbu drama romansa antara karakter Hanna dan David yang saling suka namun dipertemukan di saat yang tidak tepat.

Dari segi akting, para pemain mampu memainkan karakter masing-masing dengan baik. Akting emosional maupun ketakutan dibawakan dengan cukup natural. Susan Sameh sebagai Hanna dan Ully Triani sebagai Sandra yang kerasukan kutukan jahat keris mampu menonjol dalam cerita.

Karakter Hanna yang diperankan Susan lebih menonjol dalam cerita film "Pusaka". Susan berhasil membawakan karakter tersebut dengan baik, menunjukkan berbagai situasi mulai dari sedih, menyeramkan, hingga adegan aksi dengan maksimal.

Sementara itu, akting Ully juga berhasil menampilkan kesan menyeramkan dari karakter Sandra yang telah dirasuki kutukan jahat dari keris milik Risang. Kombinasi antara dandanan dan kostum menyeramkan dengan akting kerasukan membuat penonton merasa ngeri setiap kali Sandra muncul.

Film "Pusaka" disutradarai oleh Rizal Mantovani, yang sebelumnya mengarahkan film "Kereta Berdarah" (2024), dengan naskah ditulis oleh Husein M. Atmodjo. Produksi "Pusaka" ditangani oleh MVP Pictures bekerja sama dengan A&Z Films, yang sebelumnya berkolaborasi dalam penggarapan "Tuhan Izinkan Aku Berdosa" (Mei 2024) dan "Sengkolo Malam 1 Suro" (Juni 2024).

Film "Pusaka" dibintangi oleh Susan Sameh, Shareefa Daanish, Ajil Ditto, Ully Triani, Slamet Rahardjo Djarot, Sahila Hisyam, Bukie B. Mansyur, Shofia Shireen, Coki Anwar, Joseph Kara, dan Ikhsan Samiaji.

Akankah kutukan keris pusaka di rumah keluarga Wisangko bisa dihentikan? Bagaimana para penghuni rumah bertahan hidup dari kutukan keris mematikan itu? Tonton kisah selengkapnya di film "Pusaka" yang bakal tayang di bioskop Indonesia mulai 18 Juli 2024. (ant)


Berita Lainnya