Laporan Gaza

Dunia Jangan Diam Saja! Kelaparan Akut Landa Setiap Warga Palestina di Gaza

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
06 Juli 2024 17:30
Dunia Jangan Diam Saja! Kelaparan Akut Landa Setiap Warga Palestina di Gaza
Beberapa warga Palestina mengumpulkan sejumlah barang dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu (12/6/2024). Menurut Undersecretary-General untuk Urusan Kemanusiaan sekaligus Koordinator Bantuan Darurat PBB Martin Griffiths, di Gaza, separuh dari populasi, atau lebih dari 1 juta orang, diperkirakan akan menghadapi kematian dan kelaparan pada pertengahan Juli ini.

ANKARA - Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Palestina, Francesca Albanese, mempertanyakan bagaimana dunia bisa tetap diam atau acuh tak acuh terhadap situasi kelaparan di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 38.000 warga Palestina.

"Bagaimana kita bisa tetap diam, acuh tak acuh, atau tidak aktif dalam menghadapi ketidakadilan yang keji ini, dan tidak merasa munafik ketika memperingati para korban genosida lainnya?" ujar Albanese, dikutip dari Anadolu, Sabtu. Menurut laporan terbaru dari IPC yang bekerja sama dengan PBB mengenai tingkat kelaparan, sekitar 96 persen populasi atau sekitar 2,15 juta orang menghadapi kerawanan pangan akut pada tingkat "krisis" atau lebih tinggi.

Pernyataan Albanese merupakan tanggapan atas unggahan Michael Fakhri, pelapor khusus PBB mengenai hak atas pangan, yang mengatakan kelaparan di Gaza telah menyebar dari utara ke seluruh jalur. Menurut Fakhri, setiap warga Palestina di Gaza kini menghadapi kelaparan akibat kampanye kelaparan yang disengaja dan ditargetkan oleh Israel. Hal ini tercermin dari kematian lebih banyak anak-anak Palestina baru-baru ini.

"Faez Ataya (6 bulan) meninggal pada tanggal 30 Mei. Abdulqader Al-Serhi (13 tahun) meninggal pada 1 Juni. Kedua anak ini meninggal karena kelaparan. Oleh karena itu, tidak ada keraguan kelaparan telah menyebar ke seluruh Gaza," ungkap Fakhri. Fakhri menjelaskan kematian seorang anak bisa menjadi indikasi terjadinya kelaparan karena kematian seorang anak akibat gizi buruk atau dehidrasi menunjukkan kesehatan dan struktur sosial telah diserang dan melemah secara kritis.

"Ketika anak pertama meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi, tidak dapat disangkal bahwa kelaparan telah terjadi," jelasnya. Dia menambahkan bahwa laporan pertama kematian akibat kelaparan datang dari Gaza utara. Tercatat, Mahmoud Fattouh (1 bulan) meninggal pada tanggal 24 Februari dan Yazan Al Kafarneh (10 tahun) meninggal pada 4 Maret karena kelaparan.

"Seluruh dunia seharusnya menghentikan kampanye genosida kelaparan yang dilakukan Israel untuk mencegah kematian ini," kata Fakhri. Badan-badan bantuan mengatakan pihak berwenang Israel sering mencegah mereka mengirimkan bantuan ke Gaza, sehingga memperburuk situasi di daerah kantong yang sudah diblokade tersebut. (ant)
 
 


Berita Lainnya