Gaya Hidup
Cari Sebab Anak Pilih-Piliah Makanan, Bisa Jadi Idap Penyakit
JAKARTA - Nutrisionis Rawat Inap Anak dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kiara Jakarta, Ariek Ratnawati, S.Gz, menjelaskan mengidap penyakit atau memiliki masalah sensorik dapat menyebabkan seorang anak menjadi picky eater.
“Yang perlu diketahui sebelumnya, diagnosis atau penegakan picky eater harus melalui konsultasi dengan dokter anak dan dietisien anak melalui evaluasi khusus. Tidak bisa hanya berdasarkan pernyataan orang tua,” kata Ariek Ratnawati, S.Gz di Jakarta. Ariek menjelaskan istilah picky eater (memilih-milih makanan) adalah kondisi di mana anak hanya memakan makanan yang monoton dan dikhawatirkan mengalami kekurangan zat gizi tertentu jika berlanjut dalam jangka waktu lama.
Perilaku memilih-milih makanan ini tidak selalu terjadi pada masa awal pengenalan Makanan Pendamping ASI eksklusif (MPASI), tetapi juga bisa terjadi pada anak usia toddler, yaitu 19 bulan hingga tujuh tahun. Penyebabnya beragam. Pertama, masalah atau kondisi medis seperti masalah pencernaan (diare, konstipasi), alergi, intoleransi obat, atau penyakit infeksi. Masalah medis lainnya termasuk gangguan perkembangan seperti cerebral palsy atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
“Kemudian bisa saja anak mengalami defisiensi zat gizi tertentu, sehingga anak jadi sering sakit. Ini terkait dengan status gizinya, oleh karena itu segera periksakan ke dokter spesialis anak untuk diagnosis yang tepat,” ujarnya. Ariek menyebut penyebab lainnya bisa berkaitan dengan masalah sensorik yang memengaruhi kemampuan makan anak, seperti keterampilan makan (oromotor). Anak mungkin mengalami kesulitan mengunyah, menelan, atau tidak menyukai tekstur, rasa, atau suhu makanan.
Suasana makan yang cenderung memaksa juga dapat menyebabkan anak menjadi picky eater karena membuat anak merasa tertekan. Hal ini terkait erat dengan aturan makan (feeding rules) yang diterapkan oleh orang tua. Ariek menambahkan, orang tua tidak perlu khawatir jika anaknya sedang memasuki fase picky eater. Kondisi ini masih dianggap wajar jika anak masih bisa mengonsumsi lebih dari 15 jenis makanan dan menghabiskannya bersama keluarga.
Namun, jika anak makan kurang dari 15 jenis makanan, menunjukkan perilaku menghindari tekstur atau jenis makanan secara menyeluruh, tersedak saat melihat atau menyentuh makanan, dan tantrum, Ariek mengimbau agar orang tua segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk konsultasi lebih lanjut terkait status gizi serta mencari tahu penyebab pastinya. (ant)