Metropolitan

BNN DKI Incar Pelajar Doyan Tawuran

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
05 Agustus 2024 10:30
BNN DKI Incar Pelajar Doyan Tawuran
Tangkapan layar Ketua Tim Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta Joko Purnomo dalam acara Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Pelajar DKI Jakarta yang diadakan daring dan luring di Jakarta, Senin (5/8/2024). 

JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta menyarankan agar pelajar yang menunjukkan perilaku agresif, emosional, dan suka berkelahi menjalani tes urine, karena ini merupakan ciri umum pengguna narkoba.

"Yang paling mudah dikenali dari ciri sosial. Biasanya mudah agresif, emosional, suka berkelahi. Kalau bertemu, boleh dites urine," kata Ketua Tim Pencegahan BNN Provinsi DKI Jakarta, Joko Purnomo, dalam acara Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Pelajar DKI Jakarta yang diadakan secara daring dan luring di Jakarta, Senin.

Joko menyebutkan ciri sosial lain pengguna narkoba, yaitu suka membuat keributan, tidak punya rasa malu, mengalami rasa curiga dan ketakutan yang berpotensi membunuh, berperilaku sadis, dan menjadi pemalas. Selain itu, ada ciri psikis pada pengguna, antara lain sangat sensitif, mudah tersinggung, cepat emosi, hilang ingatan, berusaha menyakiti diri, dan selalu berkhayal.

"Kalau fisik, yang disuntik saat ini sudah tidak ada lagi. Yang disuntik jenis narkotika putaw. Kalau putaw sudah masuk ke tubuh, pasti kontrak mati," ujar Joko. Joko mengingatkan penggunaan narkotika diawali dari coba pakai, kemudian menjadi pengguna teratur, dan akhirnya pecandu.

Terkait hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk segera membawa mereka yang menggunakan narkoba ke BNN agar mendapatkan pengobatan. Pengguna yang baru tahap coba pakai biasanya memiliki ciri-ciri seperti sering menyendiri, mengalami perubahan aktivitas, pola makan yang berubah, penurunan prestasi belajar, dan sering keluar malam secara berlebihan.

"Tetapi kalau sudah menjadi pengguna teratur dan pecandu, maka layanan kesehatannya harus rawat inap di Lido, Bogor, Jawa Barat," ujar Joko. Sementara itu, prevalensi penyalahguna narkotika di Indonesia meningkat menjadi 3,6 juta pada tahun 2021 dari 3,41 juta pada tahun 2019. Kemudian, jumlah penyalahguna menjadi 3,3 juta orang pada tahun 2023.

"Jakarta, menurut penelitian tahun 2019, berada di peringkat ketiga secara nasional dalam penyalahgunaan narkotika dengan jumlah 195 ribu orang. Peringkat pertama adalah Sumatera Utara dengan jumlah penyalahguna sebanyak 1,7 juta orang," kata Joko. (ant)
 
 


Berita Lainnya