Internasional
BIADAB! Donald Trump Setujui Kirim Bom Anti Bunker untuk Penjajah Israel
Tentara penjajah Israel Tembak Mati 22 Warga Lebanon Selatan di Tengah Gencatan Senjata
PALESTINA – Tragedi kembali terjadi di Lebanon Selatan meski perjanjian gencatan senjata antara penjajah Israel dan Lebanon masih berlangsung. Pasukan penjajah Israel dilaporkan menembak mati 22 warga Lebanon yang hendak kembali ke rumah mereka di wilayah perbatasan yang masih diduduki penjajah Israel, pada Minggu (26/01/25).
Menurut laporan AFP, insiden ini terjadi di tengah penarikan bertahap tentara penjajah Israel dari Lebanon Selatan sesuai kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 27 November 2024 hingga 27 Januari 2025. Perjanjian tersebut mengatur bahwa wilayah tersebut akan diawasi oleh tentara Lebanon bersama pasukan penjaga perdamaian PBB.
Namun, baik penjajah Israel maupun Lebanon saling menyalahkan atas keterlambatan implementasi perjanjian tersebut. penjajah Israel menyatakan akan tetap mempertahankan pasukannya di perbatasan hingga kondisi dianggap aman.
Kementerian Kesehatan Lebanon: Aksi Brutal penjajah Israel
Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan bahwa 22 korban tewas termasuk 6 wanita dan seorang tentara Lebanon. Selain itu, 124 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka. “Pasukan penjajah Israel menembaki warga yang mencoba kembali ke desa mereka yang masih diduduki,” demikian pernyataan resmi kementerian.
Sementara itu, militer penjajah Israel berdalih tindakan tersebut dilakukan untuk “menetralisir ancaman”. Dalam pernyataannya, militer penjajah Israel mengklaim, “Pasukan kami melepaskan tembakan peringatan setelah mendeteksi seorang tersangka mendekati posisi mereka.”
AS Kirim 1.800 Bom MK-84 ke penjajah Israel
Di tengah meningkatnya ketegangan, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump memutuskan untuk mengirimkan 1.800 bom penghancur bunker MK-84 ke penjajah Israel. Bom seberat 2.000 pound ini sebelumnya diblokir oleh pemerintahan Joe Biden pada 2024 karena kekhawatiran penggunaannya di daerah padat penduduk seperti Gaza.
Pengiriman bom tersebut dilaporkan akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang, setelah Hamas membebaskan empat tentara wanita penjajah Israel dalam pertukaran tahanan pada 25 Januari 2025.
Kritik Terhadap Keputusan AS
Keputusan Trump untuk mencabut pembatasan ini menuai kritik dari komunitas internasional. Banyak pihak khawatir bom penghancur bunker akan digunakan di daerah sipil, mengingat konflik yang terus berlanjut di Gaza telah menelan lebih dari 47.000 korban jiwa, termasuk 13.000 anak-anak, sejak Oktober 2023.
Meski demikian, penjajah Israel bersikeras bahwa serangan mereka ditargetkan pada infrastruktur Hamas, yang dituduh menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
Ketegangan di Perbatasan Masih Tinggi
Insiden penembakan di Lebanon Selatan dan pengiriman amunisi berat dari AS menambah kompleksitas situasi di wilayah tersebut. Meski ada perjanjian gencatan senjata, ketegangan antara penjajah Israel dan Lebanon tetap tinggi, memicu kekhawatiran akan pecahnya konflik lebih besar. (mul)
#penjajah IsraelLebanon #MiddleEastConflict #GazaCrisis #HumanRights #PeaceTalks