Laporan Gaza

Barcelona Tangguhkan Hubungan Dengan Israel

Redaksi — Satu Indonesia
25 November 2023 15:01
Barcelona Tangguhkan Hubungan Dengan Israel
Aktivis Greenpeace Indonesia menggelar aksi damai solidaritas untuk warga Palestina di Jakarta, Jumat (3/11/2023). Dalam aksinya mereka mengutuk keras serangan terhadap warga sipil Palestina di Gaza oleh otoritas Israel dan mendesak Israel dan Hamas untuk segera melakukan gencatan senjata. (Foto: ANTARA)

SPANYOL - Dewan Kota Barcelona pada Jumat menyetujui deklarasi yang menangguhkan hubungan dengan Israel sampai ada gencatan senjata permanen di Gaza dan sampai Israel "menghormati hak-hak dasar rakyat Palestina."

Penangguhan hubungan dengan Israel itu bukan pertama kalinya dilakukan Barcelona.

Pada Februari 2023, mantan wali kota Barcelona Ada Colau menangguhkan hubungan kota itu dengan Israel dan perjanjian kota kembar dengan Tel Aviv.

Namun, selama pemilu pada musim panas ini, Colau kalah dari kandidat sosialis Jaume Collboni. Pada September, Collboni memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel dan perjanjian kota kembar dengan Tel Aviv.

Deklarasi pada Jumat tersebut diajukan oleh partai sayap kiri Barcelona en Comun yang dipimpin Colau dan didukung oleh Partai Sosialis yang dipimpin Collboni, serta partai separatis sayap kiri ERC.

Deklarasi tersebut mengecam semua serangan yang dilakukan terhadap penduduk sipil, baik oleh Hamas maupun Israel, serta "setiap hukuman kolektif, pemindahan paksa, penghancuran sistematis rumah-rumah dan Infrastruktur sipil serta pembatasan listrik, bahan bakar, air, makanan, dan pasokan medis bagi warga di Jalur Gaza."

Menurut pernyataan yang disetujui Barcelona, hambatan utama bagi perdamaian jangka panjang adalah "pendudukan dan kolonisasi wilayah Palestina," serta "penyangkalan hak" masyarakat.

Anggota penting pemerintahan nasional Spanyol yang lain, termasuk mantan menteri sekaligus anggota parlemen saat ini Ione Belarra, telah menyerukan untuk Spanyol secara keseluruhan turut memutus hubungan dengan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Namun, itu bukan posisi pemerintah (Spanyol).

Sebaliknya, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez melakukan kunjungan ke Israel dan Palestina untuk bertemu dengan rekan-rekannya di Israel dan Palestina pada Kamis.

Di sana, dia mengkritik tanggapan Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober, dan menyebut situasi di Gaza sebagai "bencana kemanusiaan." Dia kemudian mendesak Israel untuk "menghormati nyawa warga sipil dengan segala cara," dan mengatakan bahwa jumlah kematian warga sipil tidak dapat diterima.

Sanchez juga mengutuk serangan Hamas.

Belarra mengatakan kunjungan Sanchez seperti "mengabaikan kesalahan" yang dilakukan Netanyahu dan mengatakan bahwa dia seharusnya berada di Brussel untuk melobi Uni Eropa agar menerapkan saksi terhadap Israel dengan cara yang sama ketika blok tersebut memberlakukan saksi terhadap Rusia setelah serangannya di Ukraina.

Sanchez mengatakan misinya adalah untuk meletakkan dasar bagi perundingan perdamaian. (ant)


Berita Lainnya