Metropolitan
Anggota Satpol PP Bogor Berdarah-darah Dihajar PKL Puncak
KABUPATEN BOGOR - Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengalami luka di hidung akibat dipukul oleh seorang pedagang kaki lima (PKL) di Kawasan Wisata Puncak.
"Sudah kami lerai, tetapi ada anggota kami yang terkena pukulan juga. Sekarang sedang divisum dan kami akan membuat laporan ke polsek," ujar Kabid Ketertiban Umum Satpol PP Kabupaten Bogor, Rhama Kodara, di Cisarua, Rabu. Rhama menjelaskan kericuhan antara petugas Satpol PP dan pedagang terjadi di area Gantole Kawasan Puncak saat petugas membersihkan puing-puing usai melakukan penertiban yang berlangsung sejak Senin (24/6/2024).
"Kami melakukan kegiatan seperti biasa, hari ketiga untuk membersihkan puing-puing mulai dari Gantole lagi," jelasnya. Di area Gantole, masih terdapat tiga bangunan ilegal berupa kamar mandi dan kamar tidur yang perlu ditertibkan. Petugas berinisiatif untuk membongkar bangunan tersebut.
"Pedagang tersebut tidak mau, mempertahankan bangunan agar tidak dibongkar. Dia tidak terima, hingga terjadi kericuhan ketika petugas mengerahkan alat berat," ungkap Rhama. Penjabat Bupati Bogor, Asmawa Tosepu, menyatakan bahwa penertiban PKL di Kawasan Wisata Puncak tetap akan dilakukan meskipun ada penolakan.
"Penolakan itu biasa, ini sebenarnya bukan penggusuran tetapi penertiban dan penataan kawasan Puncak Bogor," kata Asmawa. Ia memastikan bahwa perekonomian PKL di Kawasan Wisata akan menjadi lebih baik setelah mereka pindah ke Rest Area Gunung Mas. Pemerintah Kabupaten Bogor telah menyediakan berbagai fasilitas untuk para pedagang, termasuk menggratiskan biaya retribusi selama enam bulan ke depan.
Pengelola Rest Area Gunung Mas, PT Sayaga Wisata, sedang mengintegrasikan pintu keluar masuk Agro Wisata Gunung Mas dengan rest area, agar para pedagang ramai dikunjungi wisatawan. "Harapan kita perekonomian menjadi lebih baik, karena alur keluar masuk Gunung Mas akan melintasi Rest Area Gunung Mas," kata Asmawa.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Bogor juga menggratiskan biaya parkir bagi kendaraan wisatawan yang keluar masuk Rest Area Gunung Mas. Asmawa menilai bahwa sistem parkir berbayar yang diterapkan sejak Rest Area Gunung Mas beroperasi pada medio 2023 menjadi salah satu penyebab sepinya pengunjung. (ant)