Gaya Hidup

Akupuntur Dapat Cegah Risiko Hipoglikemik Pemicu Diabetes

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
27 Mei 2024 11:00
Akupuntur Dapat Cegah Risiko Hipoglikemik Pemicu Diabetes
Ilustrasi seseorang menjalani terapi akupuntur

JAKARTA - Dokter spesialis akupuntur, dr. Aswadi Ibrahim Sp.Ak, menyatakan  akupuntur dapat menjadi alternatif untuk menurunkan risiko hiperglikemia, yang merupakan faktor utama diabetes.

“Misalnya, obesitas dapat ditangani melalui pengendalian nafsu makan, lemak, dan lambung, yang semuanya merupakan faktor risiko hiperglikemia,” ujarnya dalam diskusi daring mengenai akupuntur sebagai terapi komplementer diabetes di Jakarta, Minggu. Aswadi menjelaskan jika faktor risiko dapat dihilangkan lebih awal, akan lebih mudah mengobati diabetes dibandingkan dengan ketika komplikasi sudah terjadi. Akupuntur dapat dimanfaatkan untuk mengontrol nafsu makan, menurunkan berat badan, atau menahan rasa lapar.

Dokter yang berpraktik di RS Primaya Makassar ini menambahkan hiperglikemia bukan hanya disebabkan oleh kenaikan gula darah, tetapi juga oleh banyak faktor risiko yang melibatkan berbagai organ. Hiperglikemia dapat terjadi karena otak memerintahkan peningkatan nafsu makan, serta aktivitas simpatis yang berhubungan dengan tekanan atau stres. “Hal ini sebenarnya dapat dikontrol. Gula darah tinggi, yang menjadi pencetus diabetes, dapat dicegah. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa aktivitas simpatis kita sangat tinggi, sementara kadar dopamin rendah, yang dapat memicu kecemasan dan stres,” ujar Aswadi.

Saat gula darah naik, penyerapan glukosa di lambung meningkat, dan hormon inkretin yang dilepaskan saat makan seharusnya memicu tubuh mengeluarkan insulin. Namun, pada orang dengan hiperglikemia, hormon ini tidak bekerja dengan baik, sehingga produksi insulin berkurang dan gula darah tidak turun.

Resistensi insulin menyebabkan gula dalam darah tidak dapat diserap oleh otot, sehingga kadar gula meningkat dan glukosa membuat lemak menjadi bebas, menyebabkan hipolisis. Dengan akupuntur, kondisi ini dapat dicegah, namun modalitas akupuntur tidak bisa berdiri sendiri. Akupuntur merupakan bagian dari pengobatan yang meliputi herbal, pengaturan pola makan, latihan fisik, dan pijat. Kombinasi akupuntur dan herbal tidak menyebabkan gula darah penderita diabetes turun secara drastis hingga menyebabkan hipoglikemia, sehingga aman untuk dikombinasikan.

Aswadi menjelaskan bahwa akupuntur hanya memberikan stimulasi ke tubuh, yang kemudian memberikan sinyal balik, sehingga makanan diserap lebih lambat dan kenaikan gula darah tidak terlalu cepat. “Akupuntur adalah pengobatan nonfarmakologi yang juga meregulasi emosi dan kondisi psikis, sehingga kondisi diabetes dapat membaik. Ketika akupuntur dilakukan bersamaan dengan herbal, gula darah penderita diabetes tidak akan turun secara tiba-tiba, jadi aman,” tambahnya.

Ia juga menyebutkan bahwa menambahkan akupuntur bagi pasien diabetes yang sedang menjalani terapi farmakologis atau pengobatan konvensional dapat membantu meningkatkan kontrol glikemik dan mengoptimalkan dosis obat, sehingga dosis pengobatan dapat diturunkan. (ant)
 
 


Berita Lainnya