Laporan Gaza

Abbas Tuding PBB Gagal Dalam Misi Wujudkan Negara Palestina

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
13 Agustus 2024 22:30
Abbas Tuding PBB Gagal Dalam Misi Wujudkan Negara Palestina
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam kunjungannya ke Rusia

MOSKOW- Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengkritik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa, menilai organisasi tersebut gagal dalam misi mendirikan negara Palestina dan menyalahkan kegagalan ini pada tekanan dari Amerika Serikat.

"PBB telah gagal dalam misinya untuk memberikan solusi atau mengadopsi resolusi yang menjamin hak rakyat Palestina untuk memiliki negara," kata Abbas dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Abbas menegaskan bahwa tekanan dari AS telah menghambat PBB dalam melaksanakan misinya. Ia berada di Rusia sebelum melanjutkan kunjungan ke Turki, di mana ia dijadwalkan memberikan pidato di parlemen Turki pada Kamis.

Ia juga mengapresiasi dukungan Rusia selama beberapa dekade, menyebut Palestina telah banyak memperoleh manfaat dari kerja sama tersebut. Abbas mengutip keputusan terbaru oleh Pengadilan Internasional PBB yang menyatakan bahwa pendudukan Israel atas tanah Palestina adalah "ilegal" dan mendesak Israel untuk menghentikan pelanggaran hukum internasional.

Mengenai krisis kemanusiaan di Gaza, Abbas menyatakan, "Lebih dari 40.000 orang telah tewas sejak Oktober, sekitar 80.000 terluka, dan lebih dari 15.000 hilang. Ini adalah realitas di Gaza, serta situasi di Yerusalem dan Tepi Barat." Ia menekankan keteguhan rakyat Palestina dalam perjuangan mereka dan ketergantungan mereka pada dukungan kemanusiaan.

Sementara itu, Presiden Putin mengakui tantangan yang dihadapi Rusia dan mengatakan, "Rusia saat ini harus mempertahankan kepentingan dan rakyatnya dengan senjata di tangan. Namun, apa yang terjadi di Timur Tengah, khususnya di Palestina, tetap menjadi perhatian kami." Putin menambahkan bahwa Rusia telah mengirimkan sekitar 700 metrik ton bantuan kemanusiaan kepada Palestina dan berkomitmen untuk terus mendukung rakyat Palestina. "Kekhawatiran utama kami adalah korban sipil. Data terbaru menunjukkan jumlah korban tewas mencapai 40.000, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak," ujar Putin.

Putin menegaskan kembali komitmen Rusia terhadap penyelesaian damai, dengan menyatakan bahwa akar krisis Israel-Palestina terletak pada kegagalan pelaksanaan keputusan untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka. "Kami percaya bahwa perdamaian yang berkelanjutan dan stabil di wilayah ini memerlukan pelaksanaan penuh semua resolusi PBB, terutama untuk pembentukan negara Palestina yang berdaulat," katanya. (ant)
 
 


Berita Lainnya