Opini

Mudik Lebaran: Dampak Sosial dan Ekonomi Bagi Kemajuan Bangsa & Negara

Oleh Musni Umar

Musni Umar — Satu Indonesia
1 day ago
Mudik Lebaran: Dampak Sosial dan Ekonomi Bagi Kemajuan Bangsa & Negara
Mudik lebaran yang selalu menjadi obat rindu kampung halaman (Foto: Istimewa)

MUDIK lebaran Idul Fitri merupakan fenomena sosial yang sudah menjadi budaya yang selalu terjadi setiap tahun untuk berlebaran atau bersilaturahmi di kampung halaman.


Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan bersama akademisi melakukan survei. Hasil tersebut menyebutkan bahwa jumlah pemudik lebaran 2025 diperkirakan 146,46 juta orang atau sekitar 52 persen dari penduduk Indonesia, turun 24 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik (Liputan6, 22 Maret 202, 22.00 WIB).


Jumlah orang yang mudik luar biasa besar dalam waktu yang hampir bersamaan, bisa menimbulkan berbagai persoalan yang tidak diinginkan.


Utamakan Keselamatan 


Mudik lebaran dalam jumlah orang yang amat besar, telah diantisipasi oleh pemerintah dengan mempercepat dan memperpanjang masa liburan Idul Fitri.  Misalnya pemerintah membebaskan karyawan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak masuk kantor, tetapi tetap bekerja dengan menerapkan Work From Home (WFH) dan Work From Anywhere (WFA).


Kebijakan tersebut memungkinkan ASN mudik lebih awal dan ditempat mudik tetap bisa bekerja dengan konsep WFH dan WFA, sehingga penumpukan massa yang pulang untuk ber-Idul Fitri bisa dikurangi.

Selain itu, pemerintah daerah, pemerintah pusat, partai politik dan berbagai perusahaan menyediakan angkutan bus untuk mudik lebaran.


Disamping itu, angkutan massal seperti kereta api, kapal laut dan pesawat terbang telah disiapkan. Hebatnya tahun ini, untuk membantu rakyat yang mau mudik lebaran, pemerintah mengeluarkan kebijakan memberi potongan harga selama lebaran Idul Fitri guna meringankan beban biaya. 


Walaupun segala persiapan, telah disediakan oleh pemerintah dengan baik untuk mengurangi resiko dalam perjalanan mudik dan kembali ke tempat kerja, sangat penting bagi setiap orang yang hendak mudik untuk mengutamakan keselamatan seperti pengendara motor dan mobil, sebelum melakukan perjalanan supaya melakukan service kendaraan.


Selain itu,  pastikan rumah yang ditinggal semua alat listrik sudah dimatikan. Juga untuk keamanan rumah, agar dititip kepada ketua RT, tetangga atau aparat keamanan jika dilingkungan tempat tinggal ada security 


Ketika hendak keluar rumah bacalah doa. Dalam perjalanan mudik jangan paksakan jika sudah lelah dan mengantuk, wajib istirahat di rest area.


Perbanyak Berbagi


Setelah tiba dikampung halaman perbanyak berbagi. 1) Bayarlah zakat Fitrah, 2) Keluarkan zakat harta, 3) Keluarkan infaq dan shadaqah.


Untuk zakat fitrah, dianjurkan untuk diberikan kepada sanak famili yang miskin. Akan tetapi, infaq, shadaqah dan zakat harta yang jumlahnya besar sebaiknya diserahkan kepada Badan Zakat Nasional (Baznas) atau Badan Amil Zakat, Infaq, Shadaqah(BAZIS)  yang didirikan oleh lembaga keagamaan seperti Muhammadiyah, NU dan lain-lain agar bisa dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.


Khusus mereka yang tajir dan berilmu, bisa berbagi  untuk kemajuan warga desa, misalnya mendirikan Yayasan Beasiswa untuk memberikan beasiswa kepada putra-putri  warga yang miskin untuk melanjutkan pendidikan atau mendirikan kegiatan usaha yang dikelola secara profesional untuk membuka lapangan kerja di desa.


Selain itu, pada saat mudik banyak berbelanja. 1) Untuk  keperluan konsumsi selama mudik di kampung halaman dan untuk oleh-oleh yang akan dibawa kembali ke tempat tinggal atau tempat kerja. 


2) Adakan silaturahmi lebaran bersama  keluarga dan warga di desa. Bisa dibiayai secara bersama oleh para pemudik atau jika ada yang tajir dia biayai sendiri, dengan menyediakan makanan enak yang bahannya dibeli di desa dan dimasak oleh keluarga.


3) Jika ada Masjid, Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah Pesantren,  SD, SMP dan SMA yang kurang layak,  para pemudik bisa bergotong royong membantu biaya dalam rangka berbagi di hari kemenangan.


Dampak Sosial & Ekonomi


Kegiatan berbagi dengan mengeluarkan zakat fitrah, zakat harta, infaq dan shadaqah dan semangat kedermawanan para pemudik akan memberi dampak positif. 


Pertama, akan terbangun ukhuwah Islamiyah  (persaudaraan sesama Muslim), ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia) dan ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan se bangsa dan setanah air). 


Kedua, akan terbangun rasa kebersamaan, pemerataan, persatuan dan kesatuan. 


Ketiga, akan terwujud rasa keadilan sosial yang tergerus akibat paham  kapitalisme yang menghamba pada materi dan nir kepedulian sosial.


Keempat, akan mengurangi kesenjangan sosial antara si kaya dengan si miskin.


Kelima, akan meningkat pertumbuhan ekonomi di daerah dan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional melalui peningkatan belanja dan konsumsi bangsa Indonesia menjelang, saat dan pasca lebaran Idul Fitri.


Kesimpulan, mudik lebaran yang sudah menjadi budaya dan sarat dengan ritualisme,  sudah pasti dan telah  terbukti memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan sosial.


Saya yakin dan percaya, pada saat bangsa Indonesia dalam keadaan yang  tidak baik-baik saja saat ini, melalui mudik lebaran insya Allah bisa  menghadirkan  pemerataan, keadilan sosial  dan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang akan membawa kemajuan seluruh bangsa Indonesia dan negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai.

Penulis adalah Sosiolog, Cendekiawan Muslim dan Adjunct Professor AeU, Malaysia


Berita Lainnya