Opini

Mengungkap Kezaliman Proyek PIK-2 yang Terus Membayangi Banten

Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H.

Ahmad Khozinudin SH — Satu Indonesia
10 hours ago
Mengungkap Kezaliman Proyek PIK-2 yang Terus Membayangi Banten
Pagar laut yang menjadi polemik dan kontroversi (Foto: Istimewa)

SIANG itu, tepat di hari Rabu (05/03/25), saya melangkah dengan perasaan campur aduk ke Gedung 18 Office Park, Jl TB Simatupang. Meski pertemuan dengan Bang Abraham Samad agak tertunda karena ada urusan mendesak, momentum inilah yang membuka tabir realitas kelam di balik proyek PIK-2.

Dalam undangan Podcast di studio Abraham Samad Speak Up, kami telah sepakat untuk menyelami kisah kezaliman yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memanfaatkan kekuasaan. Fokus pembicaraan tidak hanya sekedar teori, tetapi disertai bukti nyata tentang bagaimana proyek ini telah menyisakan luka mendalam bagi tanah dan masyarakat Banten.

Bang Abraham Samad menyajikan dialog yang tajam dan kritis, menguak modus operandi di balik perampasan tanah dan laut yang dilakukan oleh entitas bisnis dan pejabat tertentu. Salah satunya, nama Aguan—yang dengan sengaja disebutkan demi meluruskan mitos kekuatan mutlak dan perlindungan hukum yang seolah menebus kejahatan. Fakta menunjukkan bahwa di balik pagar laut dan sertifikat di perairan Tangerang Utara, tersimpan strategi pemanfaatan PP No 18 Tahun 2021, khususnya Pasal 66 yang dimanfaatkan untuk menguasai Nomor Induk Bidang (NIB) dengan identitas seperti A. Gojali, Vreddy, dan Hendry.

Lebih mengejutkan lagi, dialog kami mengungkap keterlibatan aparat dan pejabat dari berbagai tingkat—mulai dari desa hingga Bareskrim Polri—yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam mengusut kasus ini. Alih-alih menyelesaikan masalah, mereka justru terjerat dalam lingkaran pengkhianatan, melindungi kepentingan pribadi dan para pelaku, sehingga mengaburkan kebenaran di balik perampasan tanah rakyat Banten.

Dalam penutup podcast, saya menyampaikan bahwa kompleksitas kasus pagar laut dan sertifikat laut sebenarnya jauh sederhana. Masalah terletak pada pengkhianatan pejabat dan aparat yang seharusnya menegakkan keadilan, namun malah memilih berpihak pada kekuasaan yang semu. Kasus ini bukan hanya tentang perampasan tanah, tetapi juga tentang bagaimana kekuasaan mampu merusak pondasi kepercayaan masyarakat melalui kolusi dan penutupan fakta.

Kekuatan rakyat adalah harapan terakhir untuk membuka tabir kebenaran yang selama ini ditutupi oleh struktur kekuasaan yang korup. Semoga dengan pengungkapan ini, semakin banyak pihak yang bersuara menuntut keadilan, sehingga kezaliman tidak lagi menjadi bayang-bayang yang menghantui Banten.

Tonton video lengkapnya di channel Abraham Samad Speak Up, tayang sore ini pukul 16.30 WIB.

Penulis adalah Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat (TA-MOR-PTR)

#ProyekPIK2 #Injustice #Kezaliman #Banten #PodcastOpini #TrenHariIni


Berita Lainnya