Opini

Isra Mi'raj: Shalat Membentuk Manusia Berkarakter

Musni Umar — Satu Indonesia
1 day ago
Isra Mi'raj: Shalat Membentuk Manusia Berkarakter
Musni Umar, Sosiolog, Cendekiawan Muslim (Foto: Istimewa)

PADA 27 JANUARI 2025, bangsa Indonesia kembali memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Isra berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram, Makkah, ke Masjidil Aqsa, Palestina. 


Sedang mi'raj berarti Nabi Muhammad SAW naik dari Masjidil Aqsa atau sering juga disebut Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha dengan melintas 7 petala langit. 


Isra mi'raj dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam satu malam. Ketika Nabi menceritakan peristiwa Isra Mi'raj yang dialami, hanya Abu Bakar yang membenarkannya, sehingga diberi gelar Shiddiq.  


Cerita Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW disikapi tiga pandangan. Pertama, percaya bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan Isra Mi'raj. 


Kedua, percaya Isra Mi'raj yang dilakukan nabi Muhammad SAW, tetapi hanya rohani yang melakukan Isra Mi'raj. 


Ketiga, sama sekali tidak percaya Nabi Muhammad SAW melakukan Isra Mi'raj.


Alasan golongan kedua dan golongan  ketiga tidak percaya cerita Nabi Muhammad SAW tentang Isra Mi'raj, karena jarak antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa kurang lebih 1500 km.   Dengan jarak sejauh itu, dibutuhkan waktu setidaknya 40 hari agar bisa sampai ke Masjidil Aqsa dari Masjidil Haram jika berjalan kaki. Sementara jika ditempuh dengan menggunakan transportasi canggih saat ini seperti mobil waktu tempuh yang dibutuhkan yaitu selama kurang lebih 15 jam. 


Kendaraan Buraq Isra Miraj 


Kemajuan teknologi semakin meyakinkan bahwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW benar dilaksanakan dengan jiwa raganya.


Sebagai gambaran, jarak antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa kurang lebih 1500 km. Sedang jarak 

antara Teheran, Iran  dengan Tel Aviv, Israel  melalui udara adalah l985 mil atau setara 1,585 kilometer.


Ketika Iran menyerang Tel Aviv dengan menggunakan Rudal Hipersonik Fattah yang  memiliki kecepatan 10.000 mil atau setara 16.000 kilometer per jam. Artinya dengan kecepatan rudal seperti itu, hanya butuh sekitar 11 menit bagi rudal Iran untuk menjangkau Tel Aviv, Israel. 


Bandingkan kecepatan Rudal Hipersonik Iran dengan kecepatan 16.000 kilometer per jam, bisa menjangkau Tel Aviv, Israel dalam 11 detik, sementara  kendaraan "Buraq" diambil dari kata "Barqun" yang berarti kilat. Kecepatannya adalah 150.000 kilometer per detik.  Buraq adalah kendaraan dengan kecepatan kilat yang ditumpangi Nabi Muhammad SAW yang didampingi Malaikat Jibril untuk Isra Mi'raj. 


Menerima Perintah Salat


Nabi Muhammad SAW didampingi Malaikat Jibril tidak saja melakukan perjalanan dari Masjidil Haram, Mekkah ke Masjidil  Aqsha, Yerusalem, tetapi juga dengan menumpang kendaraan Buraq dengan kecepatan kilat, naik ke  Sidratul Muntaha, melintasi 7 petala langit. 


Setiap petala langit, Nabi Muhammad SAW bertemu para Nabi yang sudah wafat.


Tujuan Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha untuk bertemu Allah.

Pada saat Nabi Muhammad SAW bertemu Allah azza wa jalla tidak lagi didampingi Malaikat Jibril. 


Ketika Nabi Muhammad SAW bertemu Allah azza wa jalla, Allah perintahkan untuk salat lima puluh kali sehari semalam. Ketika Nabi Muhammad SAW turun dari Sidratul Muntaha, beliau berjumpa Nabi Musa Alaihissalam.  Nabi itu meminta kepada Nabi Muhammad SAW  untuk kembali kepada Allah memohon  keringanan atas perintah salat beberapa kali, akhirnya dipenuhi lima kali sehari semalam yaitu subuh, zuhur, ashar, magrib dan Isya.


Manusia Berkarakter


Semua ajaran Islam yang diterima Nabi Muhammad SAW melalui Wahyu kecuali shalat yang langsung diterima dari Allah SWT.


Itu pertanda, shalat sangat penting. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: "Shalat tiang agama. Siapa yang shalat, telah menegakkan agama. Siapa yang tidak shalat telah meruntuhkan agama". 


Shalat yang diamalkan dan dihayati, akan membentuk karakter yang hebat. Pertama, disiplin waktu. Shalat mengajarkan kita untuk disiplin waktu karena shalat  telah ditetapkan waktunya tidak boleh dicepatkan atau diakhirkan. Dengan demikian shalat mengajarkan kita untuk disiplin waktu. Dampaknya bisa hadirkan disiplin kerja, dan disiplin dalam segala hal.


Kedua, terhindar berbuat tidak baik. Shalat mengajarkan kita konsentrasi dan menghayati bacaan (qauli), konsentrasi saat menjalankan rukun shalat (fi'li)  seperti ruku', sujud serta menghayati  di dalam  hati (qalbi) segala yang dibaca saat shalat. Dengan menghayati segala yang dibaca saat shalat, maka bisa mencegah kita berbuat tidak baik seperti  korupsi, merampok, menipu, berzina dan sebagainya.


Ketiga, jujur. Pada saat shalat, seolah kita berhadapan dengan Allah. Semua bacaan saat shalat, seakan kita tengah berdialog dengan Allah. Wujudnya, dalam kehidupan sehari-hari, kita akan selalu ingat dan menjaga diri supaya selalu jujur karena Allah selalu melihat kita. dan para malaikatnya mengawasi dan mencatat segala perbuatan kita. 


Keempat, pekerja keras. Dampak positif kita sholat, selalu tumbuh kesadaran bahwa seluruh pekerjaan yang dikerjakan jika niat untuk ibadah,  maka akan memberi manfaat banyak. 1) kinerja di tempat kerja akan terus meningkat.

2) atasan akan senang karena berkinerja baik dan jujur.

3) instansi pemerintah atau swasta tempat bekerja akan baik dan maju


Kelima, amanah. Orang yang rajin shalat dan menghayati bacaan sholat, pasti amanah. Jabatan yang diamanahkan, pasti dijalankan dengan baik. Tidak akan ada korupsi apalagi  menyalahgunakan kekuasaan untuk memperkaya diri, keluarga dan orang lain. Dia tahu, setiap perbuatan baik maupun buruk akan diberi ganjaran pahala ataupun dosa.


Berita Lainnya