Selebriti
Di Luar Dugaan, Ariel Tatum Mampu Jadi Penari Ronggeng Gunung
JAKARTA - Aktris dan penyanyi Ariel Tatum menunjukkan bakatnya sebagai penari ronggeng gunung untuk pertunjukan teater produksi Titimangsa berjudul "Sang Kembang Bale" di Jakarta.
Dengan mengenakan selendang merah di pundak, kebaya atas, dan kain bawah, Ariel memperlihatkan kemampuannya dalam menari, menyanyi, dan bermonolog di acara yang berlangsung di Galeri Indonesia Kaya.
Ariel menjelaskan bahwa tembang yang dinyanyikan dalam "Sang Kembang Bale" sangat khas dan menantang. "Ini sangat khas dan sangat sulit bagi saya yang terbiasa menyanyi dengan teknik modern," ujarnya. "Nyanyian tradisional ini menggunakan tenggorokan sebagai sumber utama suaranya, bukan dari diafragma atau kepala. Itu sangat sulit. Cengkok-cengkoknya juga sangat khas," tambahnya.
Ia berharap pementasan "Sang Kembang Bale" bisa menarik minat generasi muda untuk mempelajari budaya dan kesenian tradisional. "Semoga dengan pementasan ini, generasi muda mau belajar lebih banyak, tahu lebih banyak, sehingga kita semakin kaya dengan budaya yang sudah lama ada dan mengalir dalam tubuh kita," katanya.
Sutradara Heliana Sinaga mengungkapkan bahwa Ariel baru sekilas menunjukkan tarian, nyanyian, dan monolog dari "Sang Kembang Bale". Menurutnya, akan ada kejutan dalam pertunjukan di NuArt Sculpture Park, Bandung, Jawa Barat, pada 10 dan 11 Agustus 2024.
Dalam pertunjukan yang berdurasi antara 80 dan 90 menit itu, Ariel akan menyanyikan tiga tembang dan menampilkan lima tarian dengan iringan empat penari dan tiga pemusik muda. Produser Pradetya Novitri menyatakan bahwa produksi teater "Sang Kembang Bale" dilakukan berdasarkan riset di tempat kelahiran ronggeng gunung di Ciamis.
"Kami melakukan riset ke tempat kelahiran ronggeng gunung di Ciamis, membawa pemain, pemusik, dan penari muda untuk belajar langsung dari penari ronggeng gunung yang hanya tinggal dua orang. Harapannya, nyanyian, musik, dan tarian yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu bisa terus lestari," kata Tya.
Riset tersebut mencakup penggalian informasi dari penari ronggeng gunung Bi Pejoh dan Bi Raspi serta pemusik Mang Sarli, yang menekuni kesenian ronggeng gunung di daerah Panyutran, Pangandaran. Promotor budaya Renitasari Adrian menambahkan bahwa Titimangsa selalu menghadirkan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung nilai edukasi budaya dan sejarah.
Dia berharap produksi ke-79 Titimangsa bertajuk "Sang Kembang Bale" bisa menginspirasi generasi muda untuk mendukung pelestarian seni pertunjukan klasik rakyat Jawa Barat. "'Sang Kembang Bale' akan memberikan pengalaman budaya yang mendalam dan inspiratif bagi semua penikmat seni. Semoga pertunjukan ini dapat menghidupkan kembali kekayaan budaya Indonesia, agar terus dikenal dan dicintai generasi mendatang," kata Renita. (ant)
4o