Nasional

TNI AU Kerahkan Sniper Amankan KTT World Water Forum di Bali

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
07 Mei 2024 16:30
TNI AU Kerahkan Sniper Amankan KTT World Water Forum di Bali
Komandan Wing Komando I Kopasgat Kolonel Pas Helmi A. Nange di Jakarta, Selasa (7/5/2024)

JAKARTA - Jajaran Wing Komando I Kopasgat TNI AU menurunkan 24 penembak jitu atau sniper untuk mengamankan jalannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum (WWF) yang diselenggarakan di Bali.

"Tim Matan sendiri dan sniper jumlahnya 24 terlibat di KTT di Bali nanti," kata Komandan Wing Komando I Kopasgat Kolonel Pas Helmi A. Nange di Jakarta, Selasa. Helmi mengatakan 24 sniper tersebut merupakan bagian dari 100 personel Wing Komando I Kopasgat yang dikirimkan ke Bali untuk menjaga kegiatan KTT.

Sebelum ditugaskan di Bali, pasukan tersebut akan bergabung dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Mereka akan menjalani latihan bersama tim Paspampres sebelum resmi bertugas menjaga kegiatan WWF yang berlangsung dari tanggal 18 sampai 25 Mei 2024. Selain personel, Helmi juga akan mengerahkan beberapa alat utama sistem senjata (alutsista) seperti Rudal Chiron dan Smart Hunter.

Rudal Chiron digunakan untuk menjaga wilayah udara di Bali selama KTT WWF berlangsung. Sedangkan Smart Hunter, yang merupakan alat radar pendeteksi, akan dipakai untuk memantau aktivitas udara. Helmi belum bisa memastikan di mana alutsista dan pasukan miliknya akan ditempatkan. "Itu akan ditentukan oleh Paspampres sendiri," ujar Helmi.

Dengan pengerahan pasukan ini, Helmi memastikan pengamanan kegiatan WWF akan berjalan maksimal. Sebelumnya, Mabes TNI akan menurunkan 12.000 personel khusus untuk menjaga jalannya kegiatan WWF di Bali. "Mereka bertugas untuk melakukan pengamanan hingga penanganan kesehatan di sana," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar di Jakarta, Senin (29/4/2024).

Gumilar menjelaskan kegiatan WWF akan berlangsung dari tanggal 18 hingga 25 Mei 2024. Personel akan mulai melakukan pengamanan di lokasi satu minggu sebelum acara dimulai. Hal ini dilakukan agar personel dapat melakukan pengawasan dan pemetaan lokasi yang harus dijaga dengan ketat.

TNI tidak hanya melakukan penjagaan di darat, tetapi juga di wilayah udara dan laut di sekitar Pulau Dewata. "KRI kita kerahkan di selat Bali dan selat Lombok," ucap dia. TNI juga menyediakan beberapa armada pesawat untuk evakuasi jika terjadi bencana alam saat WWF berlangsung.

"Untuk persiapan jika ada evakuasi akibat bencana alam atau erupsi Gunung Agung, kita siapkan pesawat untuk evakuasi di sana," kata Gumilar. Tidak hanya itu, TNI juga menyediakan tenaga kesehatan untuk mengantisipasi adanya korban jiwa dari bencana alam di Bali. WWF adalah forum internasional yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di sektor sumber daya air, mulai dari pemerintah, parlemen, pemimpin politik, lembaga multilateral, politisi, akademisi, masyarakat sipil, hingga pelaku usaha.

WWF ke-10 mengusung tema "Air untuk Kesejahteraan Bersama" dan akan membahas beberapa subtema, seperti ketahanan dan kesejahteraan air; air untuk manusia dan alam; pengurangan dan pengelolaan risiko bencana; tata kelola, kerja sama, dan diplomasi air; pembiayaan air berkelanjutan; dan pengetahuan dan inovasi. (ant)


Berita Lainnya