Pilkada 2024

TII Sebut Pasangan Anies-Sohibul Berisiko Tinggi

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
28 Juni 2024 17:30
TII Sebut Pasangan Anies-Sohibul Berisiko Tinggi
Ketua Majelis Syuro PKS Salim Assegaf Aljufrie (tengah), Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berfoto bersama saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS 2019 di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

JAKARTA - The Indonesian Institute (TII) menilai pengumuman Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengusung Anies Baswedan-Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jakarta mencerminkan konsistensi yang berisiko.

"Keputusan ini menunjukkan sikap konsisten PKS yang patut diapresiasi. Namun, dalam politik elektoral, perlu membentuk dukungan dengan pihak lain untuk memenuhi persyaratan pencalonan," kata Peneliti Bidang Politik TII, Felia Primaresti, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Felia menjelaskan PKS memiliki rekam jejak sebagai partai yang sangat konsisten dengan nilai-nilainya dan jarang membuka ruang kerja sama dengan pemerintahan atau kelompok yang berada di pemerintahan. Selain itu, dia berpendapat PKS berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang diyakini meskipun sering kali mengisolasi mereka dari arus utama politik.

Oleh sebab itu, Felia menilai langkah PKS yang mengusung Anies-Sohibul dapat menjadi langkah yang berisiko tinggi, mengingat posisi PKS yang berada di luar pemerintahan. Terlebih lagi, perolehan suara PKS dalam Pemilu Anggota DPRD DKI Jakarta 2024 masih belum cukup untuk mengusung kader sendiri tanpa berkoalisi dengan partai lain. Pada Pileg DPRD DKI Jakarta 2024, PKS memperoleh sebanyak 1.012.028 suara atau 16,68 persen.

"Kalau orientasi PKS untuk menang, jelas tidak bisa kalau jalan sendirian," ujarnya. Felia juga menyatakan pencalonan Anies-Sohibul oleh PKS dapat diartikan sebagai strategi untuk memperkuat posisi mereka di mata pemilih. Anies, yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dikenal memiliki basis dukungan yang kuat dan popularitas yang tinggi di kalangan pemilih. Sementara itu, Sohibul Iman sebagai tokoh senior di PKS diharapkan dapat membawa pengalaman dan kredibilitas terhadap pasangan tersebut.

Meskipun demikian, menurut Felia, terdapat tantangan yang tidak mudah untuk dihadapi oleh PKS dan pasangan Anies-Sohibul di tengah situasi politik yang dinamis. Terlebih muncul wacana pencalonan putra Presiden RI Joko Widodo sekaligus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

"Jika wacana ini terealisasi, dipastikan banyak partai politik yang akan tertarik untuk bergabung dan mendukung Kaesang, mengingat popularitas dan pengaruh politik keluarganya. Belum lagi faktor Jokowi dan para pendukungnya, serta pengalaman pada Pilpres 2024," katanya.

Tantangan berikutnya, menurut dia, adalah kemungkinan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang mempertimbangkan untuk kembali mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon gubernur.

Menurut dia, Ahok memiliki rekam jejak baik dalam kinerja maupun kontroversi selama pengalamannya sebagai kepala daerah, termasuk di Jakarta. Selain itu, Ahok masih memiliki pendukung setia sehingga dapat menjadi pesaing berat dalam Pilkada Jakarta.

Dia menyarankan bahwa publik perlu mengamati bagaimana strategi PKS dan pasangan Anies-Sohibul akan berkembang, dinamika pencalonan dari partai-partai lainnya, serta ide-ide program awal yang ditawarkan para kandidat yang masih digadang-gadang. (ant)
 
 


Berita Lainnya