Nasional

Sekolah Maut! Keluarga Taruna Tewas Desak Bubarkan STIP Kemenhub

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
04 Mei 2024 13:30
Sekolah Maut! Keluarga Taruna Tewas Desak Bubarkan STIP Kemenhub
Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda di Jakarya Utara

JAKARTA - Keluarga taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Jakarta Utara berinisial P (19) yang tewas karena diduga dianiaya senior menyatakan akan menuntut pertanggungjawaban pihak kampus karena membiarkan peristiwa ini terjadi.

"Saya mau tuntut yang memukul itu sama pihak sekolah, anak saya sehat-sehat saja tiba-tiba meninggal dunia," kata paman korban, Nyoman Budi Arto di Jakarta, Sabtu. Ia meminta pertanggungjawaban kampus atas kejadian yang menghilangkan nyawa keluarganya dan meminta pelaku dihukum berat sesuai dengan perbuatannya.

"Saya punya anak, seandainya juga dia punya anak dipukul juga bagaimana, saya akan tuntut pihak kampus," kata dia menegaskan. Ia mengatakan pihak STIP menghubungi dirinya pada Jumat pagi sekitar pukul 09.00 WIB yang memberitahukan taruna tingkat satu angkatan 2023 berinisial P meninggal dunia. P merupakan anak pertama dari tiga saudara yang masuk sebagai taruna sekolah yang berada di bawah Kementerian Perhubungan tersebut.

Dari informasi tersebut, Nyoman mengetahui anaknya dibawa ke toilet dan dipukuli oleh senior. Menurut dia, keterangan dari teman-temannya cocok dengan berita dari polisi. "Iya dipukuli tapi tidak jelas apa sebabnya sampai korban dipukuli," kata dia. Ia mengatakan saat menonton saluran video YouTube tidak ada budaya kekerasan di STIP dan jika masih ada, sebaiknya sekolahnya dibubarkan. "Itu saya tonton dan anak saya di sekolahkan di sana. Saya berani bilang enggak terjadi apa-apa tapi terulang lagi kasusnya," katanya.

Ia mengatakan ini baru pertama kalinya terjadi dan saat melihat jasad keponakannya, terdapat luka lebam di bagian dadanya. "Katanya yang memukul satu orang tapi itu ada lima saksi dan kami tidak tahu itu," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Ahmad Wahid menyatakan budaya kekerasan atau aksi perpeloncoan senior kepada junior di kampus yang berada di bawah Kementerian Perhubungan tersebut sudah dihapuskan meski kembali siswa tewas akibat aksi penganiayaan. "Tidak ada budaya perpeloncoan di kampus ini dan itu penyakit turun temurun yang sudah dihilangkan," kata Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Ahmad Wahid di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan dirinya sudah satu tahun di kampus ini dan tidak ada budaya tersebut. Terkait dengan meninggalnya taruna tingkat satu berinisial P pada Jumat pagi, menurut dia hal itu di luar kuasa dirinya karena kejadian terjadi di luar program yang dibuat kampus. "Budaya itu sudah kami hilangkan, itu murni person to person," kata Wahid. (ant)
 
 
 
 
 
 


Berita Lainnya