Nasional

Program Makan Siang Gratis Harusnya Mengandung Protein Hewani dan Sayur

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
02 Maret 2024 15:30
Program Makan Siang Gratis Harusnya Mengandung Protein Hewani dan Sayur
Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024).

JAKARTA - Dokter spesialis gizi klinik Dr. dr. Gaga Irawan Nugraha, M. Gizi., Sp.GK(K) menyarankan agar dalam menu makan siang gratis terdapat lauk berprotein hewani dan sayur.

Gaga, yang juga pengajar di Universitas Padjadjaran, mengatakan protein dalam menu harus berupa hewani karena memiliki bioavailabilitas (BA) atau ketersediaan hayati yang lebih tinggi.

"Protein hewani memiliki bioavailabilitas lebih tinggi, lebih mudah diserap, dan lebih mudah menjadi bagian dari tubuh," kata Gaga. Selain itu, protein hewani mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap dibandingkan dengan protein nabati. Asam amino esensial ini penting untuk pertumbuhan anak, karena membantu sel baru terbentuk dengan cepat dan sel yang rusak diperbaiki dengan cepat.

Asam amino esensial juga penting untuk perkembangan otak dan reproduksi yang berkualitas pada perempuan hamil dan menyusui. Gaga menyarankan agar jika menggunakan protein nabati, pilihan yang baik adalah tempe, yang terbuat dari kedelai. Tempe lebih mudah dicerna karena telah melalui proses fermentasi.

Program makan siang gratis diuji coba di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten pada Kamis (29/2/2024). Uji coba itu mencakup empat menu makan siang, yaitu nasi ayam, nasi semur telur, siomay, dan gado-gado, dengan harga perkiraan Rp15.000 per porsi.

Gaga menilai bahwa menu siomay mengandung karbohidrat sederhana dan sedikit protein dari bumbu kacang. Menu nasi ayam dan nasi telur, meskipun sudah bergizi, kurang lengkap karena tidak mengandung sayur.

Sementara gado-gado, yang terdiri dari sayuran, bumbu kacang, dan telur, mengandung vitamin dan protein. Namun, jika telur tidak utuh, kandungan protein dalam menu tersebut juga berkurang.

Dia menyarankan agar dalam sekali makan, terdapat minimal 50 gram protein hewani untuk anak-anak. "Misalnya, satu potong ayam seberat 50 gram atau satu telur, jangan setengah karena kurang," ujar Gaga. (ant)
 
 
 
 


Berita Lainnya