Nasional
Polwan Bakar Suami, Pengamat Desak Kuatkan Bina Mental Anggota Polri
JAKARTA- Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menegaskan bahwa Polri harus memperkuat pembinaan mental bagi anggotanya untuk mencegah pelanggaran hukum dan kematian sia-sia.
Dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, Bambang menyoroti sejumlah kasus yang melibatkan anggota Polri, seperti bunuh diri dan seorang polwan yang membakar suaminya yang juga anggota Polri. Kasus-kasus ini menunjukkan lemahnya pembinaan mental di tubuh Polri. "Secara kelembagaan, hampir tidak ada lembaga pengaduan yang independen terkait problematika anggota," kata Bambang. Kasus polwan yang membakar suaminya di Mojokerto menjadi perhatian serius bagi Bambang. Ia mendorong Polri untuk mengambil langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang, terutama mengingat motif kejadian tersebut terkait dengan perjudian daring.
Bambang menyebut beberapa kasus bunuh diri anggota Polri juga terkait dengan judi daring dan pinjaman daring. Ia menilai kesejahteraan personel Polri sudah memadai, namun gaya hidup hedonis membuat pendapatan mereka selalu kurang. "Akibat gaya hidup hedonis ini, ada anggota yang mencari uang dari sumber-sumber yang tidak jelas. Di sisi lain, manajemen sumber daya manusia yang tidak efisien mengakibatkan pembagian tugas antarpersonel tidak merata. Ada yang sibuk, ada yang kurang kerjaan," katanya.
Bambang juga menyebutkan faktor-faktor yang membuat personel Polri terjebak judi daring, yaitu kurangnya disiplin dan lemahnya mental anggota, serta pengawasan yang tidak efektif dari organisasi. Ia menambahkan bahwa upaya pemberantasan judi daring seringkali hanya menyasar kasus-kasus kecil dan malah menimbulkan korban di kalangan personel kepolisian sendiri.
Menurut Bambang, kemampuan dan prasarana Polri dalam memberantas kejahatan siber sebenarnya sudah memadai, namun regulasi yang belum memadai serta kurangnya integritas dan kemampuan personel menjadi hambatan. "Termasuk tidak adanya sistem kontrol dan pengawasan yang memastikan pelaksanaan penegakan aturan berjalan dengan benar," katanya.
Oleh karena itu, Bambang menekankan pentingnya peningkatan pembinaan mental anggota Polri. Ia juga mengingatkan pimpinan kepolisian untuk lebih fokus pada kesejahteraan dan kesehatan mental anggota, serta membangun organisasi Polri yang profesional. "Alih-alih memikirkan kesejahteraan dan kesehatan mental anggota atau membangun organisasi Polri yang profesional, elit kepolisian malah sibuk mencari jabatan di kementerian/lembaga lain," pungkas Bambang. (ant)