Pilkada 2024
Pengamat Sebut Pencalonan Ridwan Kamil adalah Upaya Jegal Anies
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, memperkirakan pencalonan Ridwan Kamil yang akan diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) bisa menghalangi langkah Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Menurutnya, partai penguasa tidak ingin Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu maju dalam Pilkada Jakarta 2024. "Kalau Anies tidak maju karena sudah diblok oleh partai dan penguasa, maka Ridwan Kamil bisa melawan kotak kosong," kata pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) tersebut di Jakarta, Senin.
Hendri menambahkan, jika PDIP dan PKS bersatu mengusung Anies, hal ini bisa menyulitkan Ridwan Kamil untuk menang di Jakarta. Namun, hal itu sulit terjadi karena perbedaan gerbong politik dan ideologi saat Pilkada 2017 dan Pilpres 2024.
Oleh karena itu, Hendri menyarankan pendukung Anies untuk meniru cara Pro Jokowi (Projo) yang mendesak PDIP mendukung Jokowi. "Kalau pendukung Anies memprovokasi PDIP dengan PKS," katanya. Saat ini, ada wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akan mengusung Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ridwan Kamil, sebagai bakal calon gubernur Jakarta di Pilkada 2024. KIM Plus adalah koalisi partai politik yang mengusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, termasuk Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PSI, PBB, Gelora, dan Garuda. PKB, PKS, dan NasDem juga disebut-sebut akan bergabung dengan KIM, sehingga menjadi KIM Plus.
Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, mengatakan partainya masih mempertimbangkan untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dalam pengusungan calon di Pilkada Jakarta 2024. Menurutnya, pertimbangan ini didasarkan pada kebersamaan dan kolaborasi antara partai-partai politik demi kebaikan Jakarta. Dia menyebut kebaikan bagi Indonesia akan ditentukan dari Pilkada Jakarta.
"Indonesia membutuhkan kolaborasi, termasuk di Jakarta. Dan PKB selalu mengedepankan kebersamaan," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (2/8/2024). Dia menjelaskan bahwa istilah KIM Plus muncul dari Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, beberapa waktu lalu. Jazilul menganggap bahwa KIM Plus nantinya akan menjadi kolaborasi semua kekuatan politik.
"Jika terjadi kolaborasi di DKI, maka akan terjadi juga kolaborasi di tingkat nasional. Karena DKI dan nasional memiliki irisan yang dekat," katanya. Meski begitu, dia mengaku partainya akan memantau dinamika politik dalam beberapa waktu ke depan menjelang waktu pendaftaran calon kepala daerah di KPU. Sejauh ini, DPW PKB DKI Jakarta masih mempersiapkan nama Anies Baswedan.
Namun, jika KIM Plus terbentuk, dia yakin hanya akan ada satu poros koalisi dalam Pilkada Jakarta. "Kalau terjadi kristalisasi koalisi KIM Plus, ya satu calon. Lihat saja komposisi perolehan partai-partai di DKI," katanya. (ant)