Nasional

Mendagri Ungkap Polri Berhasil Amankan Pemilu 2024

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
01 Maret 2024 13:30
Mendagri Ungkap Polri Berhasil Amankan Pemilu 2024
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Rapat Pimpinan (Rapim) Polri di Gedung Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Kamis (29/2/2024).

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan apresiasi atas peran Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam mengamankan Pemilihan Umum 2024.

"Yang pertama adalah menjaga iklim demokrasi pasca-Pemilu 14 Februari, (sesuai) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, kita sudah memasuki tahap yang penting. Kita semua bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, terima kasih banyak kepada seluruh jajaran Polri yang telah menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik," kata Tito dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Selain pemilu serentak untuk memilih presiden-wakil presiden dan anggota legislatif pada 14 Februari lalu, pada 2024 juga akan dilaksanakan pemilihan kepala daerah secara serentak pada November 2024. Hal ini untuk menyamakan arah atau visi-misi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Pilkada serentak itu, sambung Tito, karena selama ini terjadi ketidakparalelan antara masa jabatan di level nasional dengan di level daerah. Akibatnya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah seakan memiliki visi-misinya tersendiri. "Yaitu untuk memperbaiki sistem tata pemerintahan, yang selama ini antara melaksanakan jabatan presiden, wakil presiden, gubernur dan bupati/wali kota tidak paralel," ujarnya.

Lebih lanjut, Pemilu di Indonesia merupakan pemilu terbesar yang dilakukan dalam satu hari di dunia. Dia membandingkan dengan pelaksanaan di negara lain seperti China dan Amerika Serikat. Meskipun masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan Pemilu, kata Mendagri, secara umum penyelenggaraan dan pengamanan yang dilakukan oleh Polri dan seluruh stakeholder telah berhasil dan sukses.

"Mengatur 1.000 orang yang ada di dalam ruangan tidak gampang, apalagi mengatur 200 juta orang tentunya sangat tidak gampang. Dan kita bisa melaksanakan itu dengan baik. Terlepas pasti ada kekurangan-kekurangan, pasti. Tapi ya secara umum maksud saya berhasil, dan dunia memberikan apresiasi pada Indonesia," jelas Tito.

Selanjutnya, pada masa penghitungan suara yang sedang berlangsung saat ini, Tito meminta agar Polri tidak lengah dalam menjaga keamanan. Quick count yang dilakukan oleh berbagai lembaga bisa menjadi referensi, tetapi yang utama adalah penghitungan secara manual yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Penghitungan suara ini perlu dijaga, terutama di tingkat lokal.

"Mempertahankan keamanan menjadi sangat-sangat penting," katanya. (ant)
 
 
 
 
 
 
 
 


Berita Lainnya