Nasional

Alumni PTIQ Desak Imam Besar Masjid Istiqlal Minta Maaf ke Muslim Indonesia

Mulyana — Satu Indonesia
23 Juli 2024 14:30
Alumni PTIQ Desak Imam Besar Masjid Istiqlal Minta Maaf ke Muslim Indonesia
Imam Besar Masjid Istiqlal

JAKARTA - Alumni Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) di bawah pimpinan Dr Jazilul Fawaid mendesak Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr Nasaruddin Umar, MA untuk meminta maaf kepada umat Islam di Indonesia. Pasalnya Nasaruddin Umar diduga  berkolaborasi dengan zionis Israel yang merupakan musuh bangsa Palestina.

Juru Bicara Alumni Universitas PTIQ Musni Umar, mengatakan desakan permintaan maaf tersebut muncul dari hasil rembuk dan diskusi pihaknya di Jakarta. ”Kami menyatakan rasa prihatin dan mengecam keras. Kemudian mendesak kepada Prof Dr Nasaruddin Umar, MA untuk memohon maaf kepada umat Islam Indonesia yang dengan tulus dan rela berkorban dalam membela bangsa Palestina,” ungkap Musni Umar.  

Menurut Musni Umar, umat Islam Indonesia di Jakarta dan berbagai daerah di seluruh Indonesia sudah jilid berdemonstrasi berjilid-jilid. Yaitu, untuk mendukung perjuangan bangsa Palestina dalam melawan penjajahan zionis Israel di tanah Palestina.

”Yang amat memprihatinkan, setelah lima kader NU bertemu Presiden Israel dan  ramai di media, kemudian dilakukan  pembatalan seminar internasional dengan mengangkat tema  ’Relations Among Abrahamic Religious Communities in History and Today’ yang rencananya dilaksanakan di Masjid Istiqlal Jakarta, yang akan  diikuti Dr Ari Gordon, Direktur Hubungan Muslim-Yahudi dan Komite Yahudi Amerika atau American Jewish Committee (AJC),” sebut Musni Umar.

Setelah ramai pemberitaan di media terpaksa seminar internasional itu dibatalkan. Sedangkan lima kader diberhentikan dari kedudukan mereka di organisasi NU. ”Hikmat di balik itu,  terbuka kotak pandora hubungan kerja sama Prof Dr Nasaruddin Umar, MA, Imam Masjid Istiqlal dengan organisasi Yahudi Amerika AJC yang selama ini menjadi pembela, pelindung, pelobi serta  pendonor negara Israel yang telah menyiksa, membunuh dan melakukan genocide terhadap rakyat Palestina sejak merdeka tahun 1948 atas bantuan Inggris sampai saat ini,” cetus Musni Umar. (mul)

 


Berita Lainnya