Zahra Muzdalifah Beberkan Beda Kepelatihan Mochizuki Satoru di Timnas dengan di Klub

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
29 Mei 2024 11:00
Zahra Muzdalifah Beberkan Beda Kepelatihan Mochizuki Satoru di Timnas dengan di Klub
Foto arsip - Pemain Timnas Putri Indonesia Zahra Muzdalifah (kiri) mencoba melewati penjaga gawang Akademi Persib Putri Gadhiza dalam pertandingan uji coba di Stadion Madya, kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (13/1/2022). Uji coba tersebut dalam rangka persiapan Timnas Putri Indonesia menghadapi Piala Asia Putri 2022 di India pada 20 Januari hingga 6 Februari 2022. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.

JAKARTA - Pemain tim nasional putri Indonesia, Zahra Muzdalifah, membagikan pengalamannya tentang perbedaan metode kepelatihan Mochizuki Satoru di timnas dengan pelatih klubnya, Cerezo Osaka Ladies, setelah pertandingan uji coba melawan Singapura di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Selasa.

Garuda Pertiwi meraih kemenangan telak 5-1 atas Singapura dalam pertandingan pertama timnas putri senior di bawah pelatih Mochizuki. Zahra tampil sebagai pemain pengganti pada awal babak kedua sehingga hanya bermain satu babak. "Soal Coach Mochi, dia oke dalam sepak bola, tetapi bedanya kalau di Jepang pelatih-pelatihnya sudah langsung to the point, langsung memberi tahu caranya secara cepat. Kalau Coach Mochi masih memberi tahu dasar-dasarnya. Jadi seperti mulai dari awal lagi," kata Zahra kepada wartawan di mixed zone usai pertandingan melawan Singapura.

Zahra mengaku puas dengan permainan timnas putri dan mengapresiasi penuh strategi yang diterapkan oleh Pelatih Mochizuki kepada para pemainnya. "Menurut aku, skuad timnas kali ini lebih baik dari sebelumnya. Dilihat dari skornya juga, Alhamdulillah kita bisa mendapatkan skor yang lebih baik. Dari kepelatihan juga, cara Coach Mochi melatih itu benar-benar aku suka. Misalnya, kalau hilang bola harus pressing-pressing," ujarnya.

Mengingat adanya perbedaan pengalaman dan keharusan pelatih Mochizuki membenahi berbagai masalah dasar dalam timnas putri, pemain 23 tahun itu mengaku harus beradaptasi lagi saat bergabung dengan timnas.

"Aku masih harus beradaptasi, karena aku biasa di Jepang bermain dengan one-two one-two gitu. Jadi mungkin di sini aku harus tahu lagi cara bermain timnas seperti apa," tambahnya. Setelah pertandingan uji coba melawan Singapura, timnas putri akan berangkat ke Bahrain untuk memainkan dua pertandingan persahabatan pada 8 dan 11 Juni. Menurut Zahra, setelah pertandingan Selasa ini timnas putri akan diliburkan sebentar dan kemudian dikumpulkan kembali pada 4 Juni sebelum berangkat ke Bahrain.

"Semoga saja kita bisa mengikuti instruksi dengan cepat dan kita bisa membawa pulang hasil yang maksimal," kata pemain jebolan AS-IOP itu. Mengenai harapannya untuk sepak bola putri Indonesia, Zahra mendambakan adanya kompetisi reguler untuk sepak bola putri. "Tentu saja ini harapan semua pemain. Semoga ke depannya timnas wanita lebih diperhatikan lagi dan adanya liga," kata pemain yang akrab disapa Zahmuz itu. (ant)
 
 


Berita Lainnya