Nasional

Serem! Baru Terungkap Kenapa Jokowi Ngebet Pindah ke IKN

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
13 Agustus 2024 15:30
Serem! Baru Terungkap Kenapa Jokowi Ngebet Pindah ke IKN
Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada ratusan kepala daerah di Ruang kegiatan resmi Istana Negara IKN, Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024).

IKN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan ketika ia menempati tiga istana peninggalan pemerintah Hindia Belanda—Istana Merdeka, Istana Negara, dan Istana Kepresidenan Bogor—ia sering merasakan bayang-bayang dari masa kolonial.

"Jadi, istana kita di Jakarta dan di Bogor adalah bekas istana kolonial yang dulunya dihuni. Istana Negara itu dulu dihuni oleh Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten," kata Presiden Jokowi saat memberikan arahan kepada ratusan kepala daerah di Ruang kegiatan resmi Istana Negara IKN, Kalimantan Timur, pada Selasa.

Presiden menceritakan kedua istana di Jakarta, yakni Istana Negara dan Istana Merdeka, pernah dihuni oleh para gubernur jenderal Hindia Belanda pada masa kolonial. Istana Negara, misalnya, dulunya dihuni oleh Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten, sedangkan Istana Merdeka dihuni oleh Gubernur Jenderal Johan Wilhelm van Lansberge. Sementara itu, Istana Bogor yang menjadi kediaman resmi Presiden, pernah dihuni oleh Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff.

Presiden Jokowi juga mengingatkan istana-istana tersebut telah ditempati selama 79 tahun oleh para presiden Indonesia. "Dan sudah kita tempati selama 79 tahun. Jadi, bayang-bayang kolonial selalu saya rasakan setiap hari," ujar Presiden. Dengan alasan tersebut, Presiden menjelaskan bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan upaya pemerintah untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu membangun ibu kota negara sesuai dengan keinginan dan desainnya sendiri, meskipun prosesnya memakan waktu yang cukup lama.

Sejak dimulai pada 2021, pembangunan IKN diperkirakan baru akan selesai dalam 10 hingga 15 tahun ke depan. Saat ini, pembangunan IKN baru mencapai sekitar 20 persen dari yang direncanakan. Presiden menjelaskan bahwa pembangunan yang sudah terealisasi baru mencakup Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, yang terdiri dari Istana Negara, Istana Garuda, Istana Wakil Presiden, dan gedung-gedung kementerian koordinator. Sementara itu, gedung-gedung untuk masing-masing kementerian masih dalam tahap perencanaan. (ant)
 
 


Berita Lainnya