JAKARTA - Keputusan Munas XI Partai Golkar yang menetapkan Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum periode 2024-2029 baru-baru ini digugat ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat. Gugatan tersebut diajukan karena diduga melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. Jika pengadilan memutuskan untuk mengabulkan gugatan tersebut, Bahlil berpotensi batal menjadi Ketua Umum Golkar untuk periode mendatang.

Peristiwa ini memicu beragam reaksi dari netizen, yang ramai-ramai memberikan komentar di media sosial. Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah foto Bahlil yang beredar luas, menampilkan dirinya sedang menelepon dengan botol minuman keras (miras) di sebelahnya.

Pakar hukum tata negara, Refly Harun, turut memberikan tanggapannya terhadap foto tersebut. Dalam kanal YouTube pribadinya pada Sabtu (24/8/2024), Refly mengungkapkan keterkejutannya atas gambar tersebut. “Beredar di media sosial, Bahlil terlihat sedang menikmati Whisky seharga Rp29,5 juta Ini sangat mengejutkan, terutama di tengah kondisi kemiskinan yang masih dialami oleh rakyat Indonesia. Seorang menteri yang dianggap berpengaruh, selama menjabat juga memperoleh banyak keuntungan, entah dari mana asalnya, tapi kini terlihat menikmati Whisky dengan harga fantastis,” kata Refly.

Lebih lanjut, Refly mengkritik perilaku tersebut sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan etika kenegaraan. “Melihat perilaku seperti itu sungguh mencengangkan. Ini sangat berlebihan. Bagaimana mungkin seorang pejabat publik bersikap seperti ini? Kita butuh etika kenegaraan, dan ini adalah contoh pelanggaran etika tersebut,” tambahnya. (mul)

Refly juga menolak anggapan bahwa hal ini adalah masalah ruang pribadi, karena di era media sosial saat ini, ruang tersebut harus dijaga dengan baik. “Pertama, ini adalah minuman beralkohol yang tentunya haram bagi seorang muslim, sepanjang yang saya ketahui, karena saya sendiri tidak pernah minum Whisky. Kedua, harganya sangat mahal, mencapai Rp38.572 000 di pasaran online,” pungkasnya. (mul)